8 Perempuan Pemberani PD II: dari Rasuna Said hingga Ratu Kematian Soviet

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Jum'at, 08 Mei 2020 | 16:41 WIB
8 Perempuan Pemberani PD II: dari Rasuna Said hingga Ratu Kematian Soviet
Ilustrasi Rasuna Said. Perempuan asal Minangkabau ini merupakan Pahlawan Nasional Indonesia. [Dok. BBC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sekitar 300.000 penduduk Nanjing diyakini tewas dalam perang tersebut.

Benhua berusia 24 tahun ketika ia meninggal tahun 1938.

"Dia memiiki personalitas yang mencengangkan, membuat impresi terhebat, dan sosok yang paling pantas mendapatkan rasa hormat," kata sejarawan China, Fan Jianchuan kepada koran People's Daily tahun 2013.

Noor Inayat Khan, Sang Ratu Mata-Mata

Baca Juga: Cuit Postingan Cabul, Akun Twitter Giannis Di-Hack

Ratu sekaligus mata-mata Inggris, Noor Inayat Khan adalah keturunan langsung Sultan Tipu, penguasa kerajaan Muslim Mysore pada abad ke-18.

Ayahnya merupakan seorang guru sufi, sementara ibunya berkebangsaan Amerika Serikat. Inayat Khan lahir di Moskow, Soviet dan menempuh pendidikan tinggi di Sorbonne, Prancis.

Keterampilan berbahasa Inggris memberinya peluang terlibat dalam Satuan Operasi Khusus Inggris (SOE).

Organisasi ini berisi para agen telik sandi yang terjun payung untuk masuk ke Prancis selama pendudukan Nazi saat PD II berlangsung.

Mereka melakukan sabotase hingga memata-matai pergerakan pasukan musuh.

Baca Juga: Maling Gondol Uang Rp 20 Juta, Tapi Apes, Pemilik Rumahnya Positif Corona

Inayat Khan bekerja sebagai operator radio. Dia menjadi perempuan pertama yang menjalani peran tersebut di organisasi rahasia itu. Dia kerap berpindah lokasi untuk menghindari penangkapan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI