Suara.com - Pusat Layanan Kontra-intelijen Militer Jerman (MAD) harus meminta maaf setelah tidak sengaja menghilangkan Israel dari sebuah peta dalam laporan tahun 2019.
Menyadur dari Middle East Monitor, peta Israel dan wilayah Palestina bisa menghilang lantaran ditampilkan dengan warna yang sama dengan Yordania.
“Dalam versi pertama dari 'Laporan MAD,' kesalahan dibuat pada peta 'wilayah operasional Bundeswehr dengan partisipasi MAD'," kata juru bicara MAD Peter Weier dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (8/5/2020).
"Ketika diedit secara grafis area operasi Yordania, Israel juga secara tidak sengaja diwarnai sama dan jadi terlihat hilang," tambahnya.
Baca Juga: Keluarga Dilarang Ikut, Bocah Palestina Operasi Jantung Sendirian di Israel
Penghilangan wilayah Israel di peta oleh MAD menjadi sorotan setelah pengguna Twitter bernama Klemens Köhler melayangkan kritiknya dengan menulis: "Dalam laporan publik pertama MAD, Israel tidak ada di peta."
Kementerian Pertahanan Jerman langsung menanggapi hal itu dengan menyebut bahwa ada kesalahan perangkat lunak terkait penghilangan wilayah Israel.
Penyelidikan yang berlangsung hari ini, menyimpulkan bahwa kesalahan itu disebabkan oleh kurangnya konsentrasi dan kualitas kontrol. MAD menampik adanya kesengajaan berbau politik dalam insiden ini.
"Saya secara intensif bertukar pandangan tentang kesalahan ini dalam percakapan pribadi dengan karyawan yang bertanggung jawab," Dr Christof Gramm, presiden Layanan Kontra-intelijen Militer, menulis dalam email ke Jerusalem Post.
“Saya sangat menyesalkan kejadian ini dan secara tegas meminta maaf. Itu seharusnya tidak terjadi pada dinas kontra intelijen militer yang memerangi antisemitisme dan ekstremisme," tandasnya.
Baca Juga: Mahkamah Agung Israel Buka Jalan Bagi Netanyahu, Palestina Waspada