Suara.com - Lebih dari 100 gajah dikembalikan ke habitat aslinya setelah para pelaku bisnis wisata penangkaran gajah di Thailand, kewalahan dihantam pandemi virus corona.
Berkurangnya kunjungan turis berujung pada pihak penangkaran kesulitan menghidupi gajah, yang notabene butuh asupan makanan banyak setiap harinya.
Menyadur The Sun, krisis pandemi ternyata membawa dampak positif bagi para gajah. Kembali ke habitat asli membuat gajah gembira.
Salah satu pemilik bisnis wisata gajah Sadudee Serichevee mengatakan gajah-gajah yang ia pulangkan ke habitat asli, menunjukkan gelagat bahagia.
Baca Juga: Pendaki China Berencana Ukur Ulang Tinggi Gunung Everest, Gokil!
"Para gajah tampak sangat bahagia ketika tiba di rumah (alam), mereka membuat suara-suara gembira, berlari ke sungai di dekat desa, dan bersenang-senang dengan anak-anak (desa)," kata Sadudee Serichevee.
"Gajah-gajah itu sudah tak melihat habitat aslinya selama 20 tahun," sambungnya.
Dihantam krisis pandemi, Sadudee yang memiliki empat gajah untuk wisata penangkarannya, memutuskan untuk mengembalikan para gajah ke kawasan Mae Chaem, habitat mereka.
"Awalnya saya pikir situasi akan kembali normal dalam satu atai dua bulan. Namun hingga akhir April, harapanku pupus," ujar dia.
Disebutkan Sadudee, ia dan istrinya tak mampu lagi membayar biaya amakan dan menyewa tanah yang berkisar 199 ribu baht atau setara dengan Rp 92,4 juta rupiah.
Baca Juga: Di Tengah Lockdown, Suami di Malaysia Asyik Unjuk Gigi Hasil Masakan
Setiap harinya, seekor gajah bisa mengonsumsi 272 kilogram rumput dan sayuran.