Dilema Pengungsi Suriah: Lebih Takut Kelaparan daripada Corona

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Jum'at, 08 Mei 2020 | 05:05 WIB
Dilema Pengungsi Suriah: Lebih Takut Kelaparan daripada Corona
Sejumlah pengungsi Suriah tengah membuat roti di sebuah kamp pengungsian di Bar Elias, Lembah Bekaa, Lebanon. Foto diambil pada 26 Januari 2016. [AFP/Hassan Jarrah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Tentu saja situasinya parah, kalau infeksi mulai menyebar di penampungan pengungsi Suriah, karena di sana penuh sesak, dan hubungan sosial orang-orang sangat dekat," kata Mohammed Taleb, koordinator organisasi bantuan pengungsi Basmeh Zeitooneh.

Beberapa organisasi bantuan, salah satunya Dokter Tanpa Batas Negara, sudah mendirikan pusat pelayananan kesehatan khusus untuk pengungsi asal Suriah.

Tapi banyak pengungsi yang justru enggan memeriksakan diri, sekalipun mengalami gejala-gejala virus Corona Covid-19.

Terutama karena banyak dari mereka tidak punya dokumen resmi. Selain itu, mereka juga khawatir dikenakan karantina.

Baca Juga: Viral Foto Bupati Kuansing Salatkan Jenazah PDP Tanpa Kenakan APD Lengkap

Otoritas Lebanon sebelumnya mendeportasi ratusan pengungsi yang tidak memiliki dokumen resmi. Jadi para pengungsi Suriah di kamp penampungan harus berpikir dua kali, mana ancaman yang lebih besar bagi mereka: Ancaman kesehatan atau ancaman dideportasi.

Kebanyakan pengungsi lebih khawatir menderita kelaparan, daripada tertular virus Corona.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI