Pemerintah Jepang Setuju Gunakan Remdesivir untuk Obati Pasien COVID-19

Syaiful Rachman Suara.Com
Kamis, 07 Mei 2020 | 22:22 WIB
Pemerintah Jepang Setuju Gunakan Remdesivir untuk Obati Pasien COVID-19
Gilead Sciences Inc, produsen remdesivir. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kamis (7/5/2020), pemerintah Jepang akhirnya menyetujui penggunaan remdesivir yang diproduksi Gilead Sciences Inc bagi para penderita virus corona. Keputusan tersebut menjadikan Jepang sebagai negara pertama yang menyetujui penggunaan remdesivir dalam memerangi pandemi virus corona COVID-19 secara resmi.

Remdesivir akan diberikan kepada pasien-pasien virus corona di Jepang dengan gejala-gejala berat. Akan tetapi belum diketahui kapan Jepang mendapatkan dosis pertama remdesivir.

Keputusan tersebut diambil pemerintah Jepang tiga hari setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, FDA, merestui Gilead Sciences Inc.

"Saat ini belum ada obat untuk melawan virus corona (di Jepang). Jadi, persetujuan pemerintah ini adalah sebuah langkah maju," ujar Menteri Kesehatan Jepang Yasuhisa Shiozaki dalam jumpa pers seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Kamis 7 Mei 2020, Pasien Positif Corona di DKI Bertambah 66 Orang

Menteri Kesehatan Jepang Yasuhisa Shiozaki. [AFP]
Menteri Kesehatan Jepang Yasuhisa Shiozaki. [AFP]

Tanpa pengobatan lain yang disetujui untuk COVID-19, minat terhadap obat ini berkembang di seluruh dunia. FDA sendiri menyetujui penggunaan remdesivir dalam keadaan darurat untuk pasien virus corona.

Pihak Gilead Sciences Inc mengatakan remdesivir terbukti manjur bagi penderita penyakit pernapasan dan telah memberikan data yang menunjukkan bahwa obat itu bekerja lebih baik ketika diberikan pada tahap awal infeksi.

Jepang, dengan lebih dari 16.000 warga yang terinfeksi dan kurang dari 800 kematian, mencatat lebih sedikit kasus dibandingkan negara industri besar lainnya.

Remdesivir, salah satu obat yang dianggap potensial menyembuhkan Covid-19.[Reuters]
Remdesivir, salah satu obat yang dianggap potensial menyembuhkan Covid-19.[AFP]

Namun, peningkatan kasus yang terjadi membuat pemerintah tertekan dengan kurangnya fasilitas dan perlengkapan medis, juga obat yang bisa diandalkan dalam membantu pasien pulih lebih cepat.

Pada hari Senin (4/5/2020), Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memutuskan memperpanjang situasi darurat nasional selama sebulan hingga akhir Mei mendatang guna memperlambat penyebaran virus corona.

Baca Juga: Afghanistan Klaim Temukan 17 Mayat yang Dibantai Tentara Perbatasan Iran

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI