Polisi Gagal Paham, Ferdian Paleka Pernah Unggah Video Tampak Dada Waria

Kamis, 07 Mei 2020 | 17:13 WIB
Polisi Gagal Paham, Ferdian Paleka Pernah Unggah Video Tampak Dada Waria
Ferdian Paleka [Youtube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polisi masih memburu YouTuber Ferdian Paleka yang melakukan prank terhadap transpuan dengan memberikan sembako berisi sampah.

Ferdian diketahui juga pernah mengunggah video ke YouTube yang memperlihatkan dada transpuan atau waria.

Polrestabes Bandung yang menangani kasus prank Ferdian Paleka ini pun mengomentari pengakuan tersebut. Mereka dibuat gagal paham dengan aksi sang YouTuber.

Komentar tersebut terdapat pada postingan akun Instagram resmi milik Tim Prabu Polretabes Bandung yang diunggah pada Rabu (6/5/2020).

"Mimin gagal faham sama pemikiran dia," tulis akun Instagram @team_prabu_1_polrestabes_bdg.

Dalam unggahan itu akun Instagram @team_prabu_1_polrestabes_bdg menunjukkan potongan video dari pengakuan Ferdian Paleka.

"Mungkin prabuzen yang tau atau sepemikiran sama ama dia? Sumber Account barunya #miriskelakuananakjamansekarang," imbuh @team_prabu_1_polrestabes_bdg.

Polisi gagal paham dengan Ferdian Paleka (Instagram)
Polisi gagal paham dengan Ferdian Paleka (Instagram)

Pengakuan lengkap Ferdian ini terdapat dalam video berjudul "PALEKA PRESENT KEMANA????" yang diunggah ke kanal YouTube-nya pada 22 Desember 2019.

Dalam video itu, Ferdian menjelaskan perihal kanal YouTube Paleka Present yang ditangguhkan oleh pihak YouTube. Ia menjelaskan bahwa YouTube menangguhkan channel miliknya karena sebuah video yang menampilkan dada waria.

Baca Juga: YouTuber Pembela Ferdian Paleka untuk Buang Waria ke Jurang, Minta Maaf

"Jadi Paleka Present itu dibanned guys oleh YouTube. Kenapa Paleka Present bisa di-banned? Ini bukan soal vulgar atau soal porno seksual," ujar Ferdian Paleka.

Ia melanjutkan, "Ya, yang satu kali kena strike itu waktu banci guys. Yang banci* keluar to***."

Awalnya, Ferdian merasa kalau video itu memang vulgar tapi dia kemudian mengajukan banding ke YouTube.

"Gua juga enggak ngerti peraturan YouTube ini. Waktu itu enggak gua sensor, waktu to*** nya si ben***g. Itu di-strike sama YouTube. Itu gua merasa emang vulgar," ceritanya.

"Tapi setelah itu gua banding. Kalau konten itu emang enggak vulgar. Besoknya, video itu balik lagi. Jadi begitu banding, besoknya balik lagi. Jarak berapa hari itu gua mau hapus video bagian itu, tapi di-strike lagi," imbuhnya.

Ferdian, dalam video itu, mengaku kalau kanal YouTube Paleka Present sempat dua kali kena strike. Ia berkeyakinan kalau videonya tidak mengandung konten pornografi dan sudah disensor.

Kekinian, tidak ditemukan satu video pun di kanal Paleka Present. Selain itu, video prank sembako sampah kepada transpuan juga telah dihapus di kanal YouTube pribadi milik Ferdian Paleka.

Untuk diketahui, Ferdian Paleka diburu polisi setelah ada laporan dari para transpuan atas aksi prank sembako sampah tersebut.

Polisi bersikap tegas terhadap YouTuber Ferdian Paleka yang hingga kini masih melarikan diri. Polisi berharap Ferdian menyerahkan diri dan siap bersikap tegas.

"Kami imbau kepada para pelaku untuk menyerahkan diri. Apabila tidak, kami akan melakukan tindakan tegas dan terukur sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pimpinan, untuk mengungkap semua tindak pidana yang dilaporkan pada kita," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP Galih Indragiri di Bandung, Rabu (6/5/2020).

Ini merupakan hari kedua polisi melakukan pencarian terhadap Ferdian Paleka. Polisi sebelumnya telah melakukan pengejaran ke daerah Cileungsi, Bogor. Di situ polisi menemukan mobil yang dipakai Ferdian saat membuat video prank.

Namun, polisi bukan menemukan Ferdian Paleka, tapi sang paman. Dari situ, polisi juga curiga kalau orangtua Ferdian sengaja menyembunyikan anaknya.

"Jadi saat kami kejar dan dapatkan mobilnya, ternyata di dalamnya bukan yang kami kira, yaknipelaku F, tapi orang tua (bapak kandung) dari saudara F," kata Galih Indragiri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI