Suara.com - Perempuan asal Thailand mengaku mendapat perlakuan keji oleh seorang pria Malaysia yang ia kenal melalui aplikasi kencan.
Berdasarkan laporan dari World of Buzz, perempuan malang ini disiksa secara fisik dan psikis di apartemen sang pria yang terletak di Bukit Bintang, Malaysia.
Keduanya telah menjalin hubungan dekat selama satu bulan setelah bertemu di aplikasi kencan bernama SKOUT.
Si pria bahkan kerap mengirimkan makanan, serta mengatakan memberikan perhatian dan merawat si perempuan.
Baca Juga: Geram Kapal China Buang Jasad ABK Indonesia ke Laut, Susi: Tenggelamkan!
Kejadian bermula ketika perempuan ini menyetujui undangan pesta yang diadakan si pria di apartemennya.
Si pria juga menjanjikan akan memberinya yang 1.500 ringgit Malaysia atau setara dengan Rp 5,2 juta.
Awalnya si perempuan sempat ragu mengingat saat itu Malaysia masih dalam periode pembatasan sosial (MCO), ia takut nantinya akan berurusan dengan kepolisian jika ketahuan keluar rumah.
Namun karena si pria terus mendesak dan menyakinkan bahwa dirinya memiliki teman anggota kepolisian.
Si perempuan luluh dan mengiyakan ajakan tersebut. Terlebih, si pria mengatakan pesta ini akan dihadiri banyak orang.
Baca Juga: Rapid Test di Masjid, 6 Jemaah Sholat Tarawih Positif Corona
Begitu sampai di apartemen, perempuan ini terkejut melihat tidak ada siapa pun selain dirinya dan si pria.
"Di mana orang-orang lain," tanya si perempuan.
Bukannya menjawab, pria ini malah mendekat sambil membawa sebuah tongkat besi lipat. Tanpa basa-basi, ia langsung menghantam si perempuan dengan tongkat tersebut.
Perempuan malang ini berusaha kabur, namun si pria dengan sigap menangkap dan menjambak rambutnya seraya menariknya ke dalam kamar. Pun dirinya terus memukul perempuan dengan tongkat itu.
"Tolong jangan pukul aku lagi, aku akan melakukan apa saja," ujar si perempuan memohon.
Semakin menjadi-jadi, si pria malah menyuruh perempuan ini telanjang dan menghapus semua kontak dan riwayat pesan pria ini di handphone. Selain memukul, pria keji ini juga beberapa kali menampar si perempuan.
"Aku memanggilmu kemari berkali-kali karena aku menyukaimu, tapi kamu takut padaku?" cecar si pria.
Setelah dihantam beberapa kali, si perempuan ini lantas diikat di sebuah kursi dan dipaksa untuk mengonsumsi narkotika seperti ganja, metamfetamin, dan ketamin, yang telah disediakan oleh pria ini.
Tak sampai di sini, pria ini juga memaksa si perempuan untuk menonton video amputasi lengan di YouTube.
Si pria akan mengajukan pertanyaan terkait proses operasi, jika perempuan itu tak bisa menjawab, maka ia akan ditampar dan ditendang.
Setelahnya, pria tersebut melepaskan ikatan si perempuan dan menyuruhnya menonton acara komedi, dan memaksanya tertawa meski si perempuan tengah berlinang air mata.
Setelah sempat curhat soal istrinya yang meninggal dalam kecelakaan mobil dan menyebut dirinya adalah seorang dokter, pria ini kemudian melakukan panggilan video sang anak berusia 3 tahun yang saat ini tengah berada di Thailand.
Selepas menelepon, mood si pria seolah berubah, ia menyuruh pacar si perempuan untuk menyelamatkannya dan bertanya kepada si perempuan tentang makanan apa yang ingin ia makan.
Dia pun kemudian bergegas membeli makanan dan mengatakan akan kembali dalam 10 menit.
Tak mau melewatkan kesempatan, perempuan ini langsung memakai baju si pria dan bergegas meninggalkan apartemen. Karena lift tak kunjung terbuka, ia pun sempat bersembunyi di tempat sampah.
Setelah lift berhasil terbuka, ia pun bergegas turun meninggalkan gedung apartemen dan menemui pacarnya.
Selang beberapa lama, si pria keji kembali menghubunginya dan mengancam akan mendatangi apartemen si perempuan karena ia memiliki kuncinya. Namun hal ini tak digubris oleh si perempuan.
Si perempuan pun menceritakan kisah penyiksaan ini di media sosial. Ternyata, ia bukanlah satu-satunya korban.
Beberapa perempuan mengaku diperkosa dan dipukuli sambil diikat dengan tali oleh pria Malaysia ini.
Hingga saat ini, perempuan Thailand ini masih mengalami trauma. Ia pun enggan melapor ke pihak kepolisian mengingat dirinya tinggal di Malaysia menggunakan visa liburan.