Tangis Haru Perawat Covid-19, Istri Meninggal Saat Ia Bertugas di RS

Kamis, 07 Mei 2020 | 12:57 WIB
Tangis Haru Perawat Covid-19, Istri Meninggal Saat Ia Bertugas di RS
Ilustrasi perawat (Pexels/skeeze)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tangisan Adithya Tegar Pambudhi, seorang perawat Covid-19 di RSUD R Syamsudin, SH Sukabumi, Jawa Barat pecah saat kembali mengenang kepergian sang istri untuk selamanya. Sang istri menghembuskan napas terakhirnya saat Adit, panggilan sang perawat, bertugas di baris terdepan memerangi virus corona.

Adit menjadi salah satu pembicara dalam tayangan Mata Najwa bertajuk Cerita Pahlawan Kesehatan yang tayang pada Rabu (6/5/2020) malam. Saat pembawa acara Najwa Shihab memutarkan video terakhir buatan sang istri, tangis Adit tak lagi bisa dibendung.

Kepergian sang istri, Nadia begitu cepat. Nadia yang tak pernah mengeluhkan sakit apapun tiba-tiba ditemukan tak sadarkan diri pada Minggu (19/4/2020) sekitar pukul 4.30 WIB,

"Saya ditelpon keluarga pukul 4.30 WIB katanya Nadia nggak bangun dari malam itu, saya putuskan untuk langsung bawa ke IGD tempat kerja," kata Adit seperti dikutip Suara.com, Kamis (7/6/2020).

Baca Juga: Pengusaha Bus AKAP Bingung dengan Sikap Pemerintah

Saat tiba di IGD, sang istri sudah tidak merespon. Denyut nadinya terasa begitu lemah.

Tangis perawat Covid-19 ditinggal sang istri selamanya saat ia bertugas (YouTube/matanajwa)
Tangis perawat Covid-19 ditinggal sang istri selamanya saat ia bertugas (YouTube/matanajwa)

Tim medis berusaha keras memberikan pertolongan untuk sang istri namun takdir berkata lain. Dokter menyatakan sang istri meninggal dunia pukul 7.00 WIB.

Adit bercerita, sang isti sempat mengeluh pusing dan muntah pada malam sebelum ditemukan tak sadarkan diri. Setelah itu ia tidur dan tak bangun lagi untuk selamanya.

"Kata ibu di rumah istri saya mengeluh sakit kepala, sempat muntah tapi istri tidur lagi. Malam anak saya nangis minta susu, tapi maminya nggak bangun kata ibu akhirnya keluarga lihat sudah nggak ada respon," ungkapnya.

Kepergian ang istri membuat Adit sangat terpukul karena tak mampu terus mendampingi sang istri dan anak tunggalnya yang baru berusia 1 tahun 7 bulan.

Baca Juga: Kamis Ini, Pasien Corona di RSD Wisma Atlet Capai 932 Orang

Sejak menjadi perawat Covid-19 pada akhir Maret 2020, Adit harus tinggal terpisah dengan anak istrinya. Sejak saat itu, ia tak pernah bertemu dengan anak dan isti, komunikasi yang dilakukan hanya lewat telepon dan video call.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI