Rata-rata, pelanggan yang datang ke 'Kenyo Style' adalah orang yang baru pulang bekerja. Singkat kata, pelanggan Kenyo pulang menuju kediamannya masing-masing pada malam hari atau dini hari.
PSBB membuat portal bekerja lebih awal, kawasan tempat tinggal Kenyo mulai menutup portal pada pukul 23.00 WIB. Hal itulah merupakan dampak kecil bagi Kenyo.
"Sekarang jam 23.00 malam portal ditutup, kan gue bingung, pada baliknya susah, biasanya pelanggan datengnya malem, abis pulang kerja," beber Kenyo.
Dampak selanjutnya adalah menurunnya jumlah pelanggan. Biasanya 'Kenyo Style' bisa melayani 20 sampai 30 pelanggan dalam sehari.
Baca Juga: Cerita Kenyo si Juru Pangkas dan Pijat Refleksi Metode Api
"Sekarang banyakan adik gue yang cukur, adik gue bisa 20 sampe 30 orang per hari. Cuma kalau lagi Corona gini parah juga nih."
Meski jumlahnya berkurang, Kenyo mengaku masih ada saja pelanggan yang menggunakan jasanya selama pandemi Covid-19. Bahkan, dia masih menerima order untuk bekam dan pijat refleksi di luar rumahnya.
Pada satu sisi, Kenyo tetap khawatir akan bahaya penyebaran Virus Covid-19. Untuk itu, dia tetap berpegang teguh pada satu kata: steril. Hal tersebut menjadi pegangan Kenyo saat bekerja. Sebelum dan sesudah memangkas serta memijat pelangganya, Kenyo selalu mencuci tangan.
"Kalau khawatir mah pasti ada, cuma yang jadi pegangan buat gua cuma satu: semua harus steril. Sebelum dan sesudah terapi gue selalu cuci tangan," kata dia.
Kenyo bercerita, Anoy sempat mengalami muntah-muntah, badan panas, dan sesak nafas. Kenyo curiga tanda-tanda tersebut merupakan gejala Covid-19.
Baca Juga: Kisah Kenyo, Sang Juru Cukur Rambut dan Pijat Refleksi Api di Tengah Corona
Dengan pijat refleksi metode api, Kenyo langsung menangani keluhan sang adik. Sekujur tubuh Anoy dilapisi dengan dua handuk lalu dibakar oleh Kenyo.