"Sakit Bang," balas Sapta dengan singkat.
***
Salah satu tujuan Kenyo menekuni dunia pangkas rambut, pijat refleksi, dan bekam adalah bersedekah. Dia punya keyakinan jika bersedekah bisa dilakukan dengan segala cara.
"Tapi kalau niat mau baik, apalagi ikhlas buat bersedekah, paling nggak ilmu lo bertambah. Di mata Allah yang mau mengamalkan sesuatu, akan bertambah nikmatnya," ucap Kenyo seusai berbuka puasa.
Baca Juga: Cerita Kenyo si Juru Pangkas dan Pijat Refleksi Metode Api
Kenyo tetap berpegang teguh pada proses. Seiring waktu berjalan, bagi Kenyo pekerjaan berjalan beriringan dengan sebuah proses. Ada tahapan yang harus dilalui, ada titik yang harus dicapai, dan tentunya: ada awal yang harus ditempuh.
"Makanya makin sekarang, makin kebuka pintu gue, terapi orang. Bukannya gue jago, nggak, dalam artian gue bisa-bisa aja," kata dia.
Singkat kata, Kenyo tak pernah mematok tarif bagi setiap pelanggan yang datang ke rumahnya. Namun, untuk jasa terapi pijat refleksi dan bekam di luar --order panggil ke rumah-- Kenyo mematok harga.
"Awalnya gue cukur karena mau bersedekah, tapi kalau terapi di luar, buat anak-anak kantor beda harganya, bukan sedekah lagi, financial jatuhnya, penawaran jasa haha. Dia mau silakan," sambung Kenyo sembari menyalakan batang rokok yang kedua.
Soal api, Kenyo punya keyakinan tersendiri. Dia percaya kalau energi panas yang berasal dari refleksi metode api miliknya benar-benar masuk ke dalam tubuh, bekerja mencari sesuatu yang janggal, lalu memulihkan, seperti cahaya api yang menyala, juga meredup sesuai dengan waktunya.
Baca Juga: Kisah Kenyo, Sang Juru Cukur Rambut dan Pijat Refleksi Api di Tengah Corona
"Jadi ibaratnya, energi panas itu benar-benar masuk ke dalam tubuh. Dia akan menjadi detoks bagi angin. Dia akan berkeringat dan angin akan keluar. Jadi metode ini bukan ilmu pasti, dia bukan sesuatu yang terlihat. Kita tidak tahu, ada bantuan siapa. Tapi gue yakin, semua adalah bantuan Allah," jelas Kenyo.