Akibatnya, banyak warga berunjuk rasa di kawasan pemukiman buruh di Bogota, ibu kota Kolombia.
Pemerintahan Duque telah mengalokasikan miliaran dolar untuk membantu para pekerja miskin dan perusahaan yang terpuruk selama pandemi.
Kolombia, negara dengan perekonomian keempat di Amerika Latin, tidak hanya menghadapi pandemi, tetapi juga jatuhnya harga minyak dunia. Setidaknya, ribuan usaha terpaksa tutup selama aturan pembatasan berlaku.
Akibatnya, tingkat pengangguran di kota pun meningkat sampai 13,4 persen pada Maret.
Baca Juga: Himbara Jadi Penyangga Likuiditas, Andre Rosiade: OJK Ngapain Dong?
Kementerian keuangan Kolombia pada Senin (4/5) memproyeksikan ekonomi akan melambat sampai 5,5 persen pada tahun ini. Kementerian juga merevisi prakiraan pelambatan dari 1,5 persen jadi dua persen.
Sementara itu, bank sentral memperkirakan perekonomian di Kolombia dapat melambat dua sampai tujuh persen pada tahun ini.
Oleh karena itu, bank sentral memangkas suku bunga utama sebesar 100 basis poin hingga mencapai 3,25% pada pertemuan Maret dan April. Pengurangan itu dilakukan demi meringankan tekanan pada para peminjam.
Bank sentral di Kolombia juga akan memberi suntikan likuiditas senilai 7,5 miliar dolar AS.
Baca Juga: Paulo Dybala Telah Sembuh dari Virus Corona