Suara.com - Rabu (6/5/2020), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pemerintah tidak akan tergesa-gesa untuk melonggarkan karantina wilayah atau lockdown meningat melonjaknya jumlah penderita virus corona di negara itu.
Putin menambahkan, para gubernur bertanggung jawab untuk mengambil keputusan ihwal penanganan penyebaran virus corona di wilayah mereka masing-masing.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Rusia Olga Lyubimova dinyatakan positif terjangkit virus corona. Olga menjadi anggota kabinet pemerintahan Putin ketiga yang dikonfirmasi terjangkit COVID-19.
Dilansir Reuters dari kantor berita TASS, Olga menunjukkan gejala ringan COVID-19. Namun demikian, sekretaris Olga, Anna Usacheva, mengatakan sang menteri tetap bekerja meski dari jarak jauh.
Baca Juga: Selama Lockdown, Kasus KDRT di Rusia Naik Dua Kali Lipat
Sebelumnya Olga, pekan lalu Perdana Menteri Mikhail Mishustin dinyatakan positif terjangkit virus corona dan telah meminta izin kepada Putin untuk beristirahat. Tugas Mishustin pun diserahkan kepada Wakil Perdana Menteri Pertama Andrei Belousov.
Putin mengatakan kondisi Mishustin sudah lebih baik meski masih mengalami demam.
"Dia mengambil bagian dalam pekerjaan kita sehari-hari, dalam persiapan keputusan kita," kata Putin tentang kondisi perdana menterinya dalam konferensi video yang disiarkan di televisi pemerintah.
Setelah Mishustin, Menteri Konstruksi Vladimir Yakushev juga dinyatakan positif terjangkit virus corona dan menjalani perawatan di rumah sakit. Dmitry Volkov, salah satu wakilnya, juga dinyatakan positif.
Berdasarkan data gugus tugas penanganan virus corona Rusia, per hari Rabu (6/5/2020), jumlah kasus baru per hari meningkat hingga 10.000 kasus. Peningkatan tersebut terjadi selama empat hari berturut-turut.
Baca Juga: Laporan RIAC: Rusia, Turki, dan Iran Sepakat Singkirkan Presiden Assad
Dengan demikian, warga Rusia yang positif terjangkit virus corona kini berjumlah 165.929 orang. Jumlah kematian pun terus bertambah setiap hari, di mana per hari ini tercatat sebanyak 1.537 warga meninggal dunia akibat virus corona.