Presiden Iran: Donald Trump Bodoh Keluar dari Perjanjian Nuklir

Syaiful Rachman Suara.Com
Rabu, 06 Mei 2020 | 16:49 WIB
Presiden Iran: Donald Trump Bodoh Keluar dari Perjanjian Nuklir
Presiden Iran Hassan Rouhani menghadiri konferensi pers di Teheran usai pertemuan dengan Rusia, Suriah dan Turki pada 7 September 2018 [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Iran Hassan Rouhani pada Rabu (6/5/2020) mengatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah melakukan kesalahan besar, yaitu mundur dari perjanjian nuklir Teheran dengan sejumlah negara besar.

Rouhani juga meminta Washington agar mencabut sanksinya terhadap Teheran.

Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian nuklir 2018, dengan dalih bahwa perjanjian itu tidak cukup jauh untuk membatasi program rudal dan pengaruh Teheran di kawasan tersebut.

"Trump membuat kesalahan bodoh dengan keluar dari perjanjian nuklir," kata Rouhani.

Baca Juga: Chris Smalling, Pemain Favorit Pelatih AS Roma Paulo Fonseca

"Jika Amerika ingin kembali ke perjanjian tersebut, pihaknya harus mencabut semua sanksi terhadap Teheran dan memberi ganti rugi atas penambahan sanksi ... Iran akan memberikan respons yang menghancurkan jika embargo senjata terhadap Teheran diperpanjang," tambah Rouhani seperti dikutip Reuters.

Presiden Iran Hassan Rouhani merujuk kepada persekongkolan musuh terhadap rakyat Iran, dan mengatakan rakyat Iran akan melanjutkan jalan mereka dan takkan tunduk pada tekanan. (IRNA)
Presiden Iran Hassan Rouhani merujuk kepada persekongkolan musuh terhadap rakyat Iran, dan mengatakan rakyat Iran akan melanjutkan jalan mereka dan takkan tunduk pada tekanan. (IRNA)

Sebelumnya pada 22 Januari 2020, Rouhani mengatakan bahwa Iran tak akan mengembangkan nuklir baik dengan atau tanpa perjanjian nuklir dengan AS.

Namun pada 16 Januari 2020, Rouhani kepada wartawan mengatakan bahwa Iran melakukan pengayaan uranium pada tingkat yang lebih banyak dari yang dilakukannya sebelum mundurnya AS dari perjanjian nuklir pada 2015.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI