Ia mengatakan hasil negatif palsu tersebut sebenarnya tidak hanya banyak terjadi di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain secara global.
"Itu memang masih menjadi problem di dunia kedokteran. Karena memang banyak laporan-laporan false negative ini. Jadi false negative ini bukan hanya di Indonesia saja, tetapi di banyak negara. Bahkan di China, di Amerika, banyak laporan tentang hasil false negative," katanya.
Menurut dia, yang ideal untuk menghasilkan hasil yang akurat tersebut adalah dengan kultur virus yang hanya dapat dilakukan di fasilitas Biosafety Level-3 (BSL-3), di laboratorium yang benar-benar steril. (Antara)
Baca Juga: Pemprov DKI soal Keamanan Peti Mati Corona: Kalau Ragu Lihat Sendiri di RS