Laporan RIAC: Rusia, Turki, dan Iran Sepakat Singkirkan Presiden Assad

Rabu, 06 Mei 2020 | 10:09 WIB
Laporan RIAC: Rusia, Turki, dan Iran Sepakat Singkirkan Presiden Assad
Presiden Suriah Bashar al-Assad. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dewan Urusan Internasional Rusia (RIAC) memprediksi bahwa Rusia, Turki dan Iran akan mencapai konsensus untuk singkirkan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Dilansir Middle East Monitor, RIAC merupakan salah satu lembaga yang dikenal dekat dengan pembuat kebijakan Pemerintahan Rusia. Menurut laporanya tiga negara tersebut akan melakukan gencatan senjata untuk membentuk pemerintahan transisi yang terdiri dari oposisi, anggota rezim dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF).

Laporan RIAC menyebut bahwa salah satu organisasi Rusia yakni Yayasan untuk Proteksi Nilai-nilai Nasional yang berafiliasi dengan badan keamanan dan kantor Presiden Rusia, Vladimir Putin telah menggelar survei di Suriah.

Survei tesebut dijadikan sebagai pesan politik kepada Al-Assad bahwa rakyat Suriah tidak ingin ia menjadi presiden lagi.

Baca Juga: Dalam 9 Tahun, Lebih dari 700 Jurnalis Warga Tewas di Suriah

Dalam sebuah laporan RIAC menyebutkan, sejak awal intervensi militer di Suriah, Moskow berusaha menghindari anggapan sebagai pembela Al-Assad, berbagai negosiasi dilakukan untuk menekankan rakyat Suriah yang akan memutuskan apakah masih ingin Al-Assad berkuasa atau tidak.

Dalam laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Rusia menjadi lebih serius untuk membuat perubahan di Suriah.

Kantor berita Rusia, TASS menjelaskan "Rusia memperkirakan Al-Assad bukan hanya tidak bisa memimpin negara tersebut, tetapi kepala rezim Suriah itu menyeret Moskow ke skenario Afghanistan, yang sangat tidak diharapkan Rusia,"

TASS juga menjelaskan Moskow membuat berbagai skenario termasuk kehadiran pasukan militernya yang membentuk peta kekuatan tersendiri. Hasilnya, Suriah akan tetap terbelah dalam wilayah yang dilindungi Iran dan Rusia, wilayah oposisi didukung Turki, dan Eufrat Timur didukung AS dan SDF.

Skenario kedua mengharuskan penarikan semua pasukan asing dan persatuan negara setelah mencapai transformasi politik sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2254. Menurut kantor berita tersebut, opsi ini merupakan yang paling memungkinkan. 

Baca Juga: Bom Truk Meledak di Suriah, 40 Warga Sipil Tewas

Turki juga sejak lama menyerukan untuk melengserkan Presiden Al-Assad sebagai syarat awal mengakhiri operasi militernya di Suriah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI