Kematian Akibat COVID-19 di Inggris Kian Bertambah Hingga Geser Italia

Rabu, 06 Mei 2020 | 08:18 WIB
Kematian Akibat COVID-19 di Inggris Kian Bertambah Hingga Geser Italia
Ilustrasi pasien menggunakan alat bantu pernapasan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus kematian akibat CVOID-19 di Inggris semakin bertambah, bahkan menggeser Italia sebagai negara dengan korban jiwa terbanyak di Eropa akibat virus tersebut.

Menurut data Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris mencatat lebih dari 7.000 kematian di Inggris dan Wales dalam seminggu hingga 24 April, sehingga total korban jiwa di Inggris 32.313 kasus, seperti dilansir dari Reuters.

Sedangkan menurut data yang dikeluarkan Worldometers hingga Rabu (06/05), kasus positif di Inggris mencapai 194.990 dan terdapat 29.427 kasus kematian, bertambah 693 kasus dari hari sebelumnya.

Dari data yang dikeluarkan Worldometers, jumlah kasus kematian Inggris memang hingga saat ini terbanyak di Eropa. Di susul dengan Italia yang mencatatkan kasus kematian sebanyak 29.315.

Baca Juga: Azan Pertama Kali Berkumandang di Tengah Lockdown Inggris

Jumlah penambahan kasus positif di Inggris juga masih mengalami kenaikan. Bahkan dari data tersebut menunjukkan adanya penambahan sebanyak 4.406.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri, Dominic Raab mengatakan harus memiliki data internasional yang komprehensif tentang kasus kematian akibat COVID-19 ini.

"Saya tidak mengira kita akan mendapatkan vonis nyata tentang bagaimana usaha yang dilakukan negara hingga pandemi berakhir, dan terutama sampai kita mendapatkan data komprehensif internasional tentang semua penyebab kematian ini," ujar Menteri Luar Negeri, Dominic Raab.

Menurut politisi oposisi, data-data tersebut menunjukkan bahwa pemerintah terlalu lamban dalam penanganan kasus COVID-19. Terutama dalam hal penyediaan peralatan pelindung yang cukup bagi rumah sakit dan melakukan tes massal.

"Saya akan kagum jika kita berpikir: ya kita bisa melakukan sesuatu yang berbeda (untuk menangani kasus COVID-19)," ujar kepala penasihat ilmiah pemerintah, Patrick Vallance.

Baca Juga: Liga Inggris Kemungkinan Dilanjutkan Tanpa Penonton di Stadion

Menurut Prof Carl Heneghan dari Oxford University, membandingkan jumlah data kematian dengan negara lain itu tidak sepenuhnya baik, harus dilihat mengenai jumlah populasi yang ada di negara tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI