CEK FAKTA: Presiden Jokowi Bagi-bagi Kuota Internet 10 GB Gratis?

Rabu, 06 Mei 2020 | 08:13 WIB
CEK FAKTA: Presiden Jokowi Bagi-bagi Kuota Internet 10 GB Gratis?
Ilustrasi aplikasi WhatsApp. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini tersiar kabar pemerintah akan membagikan kuota Internet gratis sebesar 10 GB kepada masyarakat. Kabar tersebut dibagikan melalui pesan berantai yang dikirim lewat aplikasi perpesanan WhatsApp. 

Pembuat pesan menyatakan jika hal tersebut dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk menjaga komunikasi di kalangan masyarakat selama masa pandemi. Berikut adalah isi pesannya: 

"Meskipun kita diwajibkan untuk tetap di rumah tapi sangat penting untuk kita tetap berhubungan dengan kerabat maupun keluarga kita. Maka dari itu pemerintah bekerjasama dengan seluruh provider di Indonesia membagikan kuota sebesar 10 GB agar kita semua tetap berkomunikasi," demikian isi pesan yang beredar. 

Tak hanya itu, pengirim pesan tersebut juga menyertakan link yang bisa diakses di alamat https://www[dot]dirumahaja[dot]tech.

Baca Juga: Ngaku Butuh Uang, Napi yang Baru Saja Bebas Kembali Berulah

Namun, apakah isi pesan tersebut dapat dipercaya? Benarkah pemeintah membagikan 10 GB kuota Internet gratis?

PENJELASAN

Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, dapat dipastikan bahwa pesan yang beredar lewat aplikasi Whatsapp itu berisi kabar hoaks atau kabar bohong. 

Pasalnya, menurut pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, pesan itu adalah upaya scam dari oknum yang tidak bertanggungjawab untuk meraup keuntungan dari korban. 

"Ini scam. Tujuannya mendapatkan keuntungan dari tampilan iklan dengan iming-iming membohongi korbannya dengan kuota internet," kata Alfons seperti dikutip dari akun Instagram @turnbackhoaxid. 

Baca Juga: Mutia Ayu Ungkap Glenn Fredly Ingin Gelar Konser Bareng Didi Kempot

Hoaks kuota Internet gratis (Turnbackhoax.id).
Hoaks kuota Internet gratis (Turnbackhoax.id).

Tak hanya Alfons, pakar keamanan siber dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC), Pratama Persadha juga menyatakan hal yang sama. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI