KTT Nonblok, Jokowi: Dulu Lawan Imperialis, Kini Berjuang Ringankan Utang

Senin, 04 Mei 2020 | 22:47 WIB
KTT Nonblok, Jokowi: Dulu Lawan Imperialis, Kini Berjuang Ringankan Utang
Presiden Joko Widodo (Jokowi). [ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Jokowi mengajak para kepala negara dan kepala pemerintahan negara Gerakan Non-Blok (GNB) untuk bersatu melawan wabah  virus  corona covid-19. 

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok (GNB) secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Senin (4/5/2020) malam.

"59 tahun lalu GNB didirikan untuk melawan 'musuh bersama' imperialisme dan neokolonalisme. Saat ini 'musuh bersama' kita adalah covid-19," ucap Jokowi  dalam keterangan Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden.

Menurut Jokowi, pandemi ini masih jauh dari selesai. Oleh sebab itu, Jokowi mengajak negara-negara GNB untuk bergerak cepat, cermat dan strategis. 

Baca Juga: Bahas Covid-19, Presiden Jokowi Ikuti KTT Gerakan Non Blok Secara Virtual

Jokowi juga menyampaikan tiga hal penting yang perlu diprioritaskan negara GNB.

"Pertama, perkuat solidaritas politik antar kita, karena hanya dengan bekerja sama, kita dapat memenangkan peperangan ini," ucap dia.

Tak hanya itu, mantan Gubernur DKI mengajak negara anggota GNB untuk fokuskan energi dan waktu sepenuhnya untuk menghadapi tantangan covid-19.

Untuk diketahui, KTT virtual yang diselenggarakan bertepatan dengan momentum Peringatan 65 Tahun Dasasila Bandung dan Perayaan 60 Tahun berdirinya GNB tersebut.

"Kedua, terjemahkan solidaritas politik ini jadi kerja sama yang konkret. Kita harus berjuang untuk mendapatkan akses yang berkeadilan dan tepat waktu terhadap obat-obatan dan vaksin Covid-19 degan harga yang terjangkau," ucap dia.

Baca Juga: Jokowi Janjikan Bantuan Untuk Sopir Bus, Organda DKI: Banyak Belum Dapat

Lebih lanjut, Kepala Negara juga menekankan agar rezim paten dan hak kekayaan intelektual terkait obat dan vaksin dapat diterapkan secara fleksibel demi kemanusiaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI