Suara.com - Taliban pada Senin (4/5/2020) mengaku bertanggungjawab atas serangan terhadap sebuah markas militer di bagian selatan Provinsi Helmand, Afghanistan, di mana sedikitnya 150 anggota tentara dan sayap intelijen Afghanistan ditempatkan.
Serangan berupa pengeboman itu sendiri terjadi pada Minggu malam (3/5/2020).
"Puluhan anggota pasukan musuh tewas dan terluka dalam serangan itu," kata Qari Yousuf Ahmedi, juru bicara kelompok Taliban seperti dimuat Reuters.
Dalam dua bulan terakhir, banyak pasukan Afghanistan telah menjadi korban. Kekerasan tersebut menimbulkan ancaman langsung terhadap kesepakatan perdamaian yang rapuh antara Amerika Serikat (AS) dan Taliban, yang ditandatangani pada Februari, karena militer Afghanistan dipaksa untuk memerangi Taliban dengan hanya sedikit dukungan dari AS.
Baca Juga: Ternyata, Ini Isi Pikiran Pria saat Lihat Wanita Berbokong Besar
Seorang perwira intelijen yang selamat dari serangan di pusat militer itu mengatakan kepada Reuters bahwa gerilyawan meledakkan bom truk di dekat fasilitas Direktorat Keamanan Nasional (NDS) dan pasukan Angkatan Darat.
Berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas masalah ini, pejabat itu mengatakan dia membantu menarik setidaknya 18 mayat dari lokasi ledakan pada Minggu malam.
Dalam insiden terpisah, polisi di Provinsi Paktika mengatakan sedikitnya 20 orang terluka ketika pejuang Taliban melemparkan granat tangan ke sebuah masjid di distrik Khayerkot pada Minggu malam.
AS mencatat peningkatan serangan Taliban terhadap pasukan Afghanistan pada bulan Maret setelah menandatangani perjanjian damai dengan kelompok pemberontak, kata kantor pengawas pemerintah dalam sebuah laporan pekan lalu, bertentangan dengan harapan bahwa perjanjian damai tersebut akan mengurangi kekerasan di negara yang terkoyak oleh perang.
Serangan tersebut terjadi di tengah-tengah berlangsungnya puasa Ramadhan umat muslim di dunia. Selain itu, seperti halnya negara-negara lain di dunia, Afghanistan saat ini juga tengah 'memerangi' pandemi virus corona COVID-19.
Baca Juga: Arsenal Bakal Lepas Mkhitaryan ke AS Roma Secara Permanen
Berdasarkan data worldometers.info, sebanyak 2.704 warga Afghanistan terjangkit virus corona. 85 diantaranya meninggal dunia.