Mirip Film, China Gunakan Robot untuk Awasi Karantina Covid-19

Senin, 04 Mei 2020 | 16:37 WIB
Mirip Film, China Gunakan Robot untuk Awasi Karantina Covid-19
Robot pengawas karantina Covid-19 di China (Jing Xuan TENG/AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah inovasi diciptakan pemerintah China dalam peperangan menghadapi pandemi virus Corona. Mereka menggunakan robot dan kamera untuk mengawasi tempat karantina Covid-19.

Inovasi itu dilakukan China demi meminimalisir kontak langsung antara orang-orang yang menjalani karantina dengan para petugas medis, sebagaimana dilaporkan AFP, Senin (4/5/2020).

Kendati Beijing telah melonggarkan aturan lockdown pekan ini, pengecualian diterapkan untuk orang-orang yang datang dari luar negeri dan dari Provinsi Hubei--tempat pertama virus Corona muncul.

Para pelancong yang datang dari luar negeri akan diminta tinggal selama 14 hari di rumah atau hotel yang ditunjuk sebagai tempat karantina Covid-19.

Baca Juga: Atlanta Longgarkan Lockdown, Masyarakat Langsung Ngantri Beli Sepatu di Mal

Situasi naik kereta api di China. [AFP/Noel Celis]
Situasi naik kereta api di China. [AFP/Noel Celis]

Dalam penerapan kebijakan tersebut, salah satu hotel di pusat kota Beijing dilaporkan telah menggunakan teknologi canggih dalam penanganan pandemi Covid-19.

Robot-robot berbentuk silinder setinggi tiga kaki dikerahkan untuk memenuhi kebutuhan para pelancong. Mereka bisa mengantarkan botol air, makanan, hingga paket untuk tamu hotel.

Robot-robot itu secara otomatis akan menghubungi nomor telepon suatu kamar untuk memberi tahu penghuninya bahwa mereka datang membawa keperluan yang dipesan.

"Halo, ini adalah robot layanan Anda. Pesanan Anda telah tiba di luar kamar Anda," bunyi robot melalui speaker dilansir AFP, Senin (4/5/2020).

Sementara di kompleks perumahan Beijing, pemerintah setempat memutuskan untuk menaruh kamera CCTV untuk mengawasi pergerakan orang-orang yang telah melakukan karantina mandiri.

Friederike Boege, seorang jurnalis Jerman menceritakan pengalamannya dalam menjalani karantina di Beijing, selepas kembali dari ibu kota Hubei, Wuhan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI