Gilead Sciences Donasikan Vaksin Remdesivir untuk Tangani COVID-19

Senin, 04 Mei 2020 | 14:15 WIB
Gilead Sciences Donasikan Vaksin Remdesivir untuk Tangani COVID-19
Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gilead Sciences sebagai perusahaan yang membuat vaksin remdesivir dikabarkan telah mengirimkan ke Pemerintah Amerika Serikat. Semua vaksin yang dikirim merupakan donasi dari perusahaan tersebut.

Melansir AFP, CEO Gilead Sciences, Daniel O'Day mengatakan perusahaannya telah mendonasikan seluruh pasokan vaksin yang ada, sekitar 1,5 juta botol yang cukup untuk mengobati 100.000-200.000 pasien.

"Kami telah mengekspor untuk uji klinis dan untuk pengobatan," kata O'Day dikutip dari AFP.

"Dan kolaborasi kami dengan pemerintah sangat baik, kami sangat transparan dengan Pemerintah Amerika Serikat dan kami memiliki hubungan yang baik." tambahnya.

Baca Juga: Paus Fransiskus: Distribusi Vaksin Corona Harus Merata ke Seluruh Dunia

Pihak berwenang Amerika Serikat telah mengizinkan vaksin eksperimental tersebut untuk digunakan sebagai obat darurat untuk menyembuhkan pasien COVID-19. Hasil uji klinis menunjukkan obat tersebut dapat memperpendek waktu pemulihan pada beberapa pasien.

Vaksin Remdesivir ini adalah obat pertama yang menunjukkan hasil positif ketika digunakan untuk mengobati COVID-19 sejak muncul pertama muncul di China akhir tahun lalu.

O'Day mengatakan pemerintah AS yang akan menentukan alokasi obat tersebut berdasarkan wilayah yang paling membutuhkan.

"Mereka akan mulai mengirim puluhan ribu paket perawatan pada awal minggu ini, dan disesuaikan dengan perkembangan di berbagai kota di Amerika Serikat," katanya.

O'Day juga mengatakan akan ada pasokan remdesivir yang lebih besar pada pertengahan tahun ini. Ia juga menyatakan belum ada larangan ekspor untuk vaksin ini.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Bisa Jadi Baru Ditemukan pada 2036?

"Kami selaras dengan pemerintah AS untuk melayani pasien di Amerika Serikat, dan kemudian  memastikan sebagai perusahaan global yang berbasis di Amerika Serikat, kami dapat melayani negara lain, " ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI