Prancis Catatkan Kematian Terendah, COVID-19 Diklaim Ada Sejak Tahun Lalu

Senin, 04 Mei 2020 | 09:16 WIB
Prancis Catatkan Kematian Terendah, COVID-19 Diklaim Ada Sejak Tahun Lalu
Warga Prancis tampak sedang melakukan jogging di sekitar jembatan Bir-Hakeim dekat Menara Eiffel, Paris, di hari ke-11 pemberlakuan aturan lockdown di Prancis, Jumat (27/3/2020). [AFP/Joel Saget]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Prancis, Italia, dan Spanyol telah mencatatkan angka kematian harian terendah selama berminggu-minggu. Catatan positif ini bersamaan ketika Prancis bersiap untuk mengurangi pembatasan.

Melansir BBC News pada Senin (04/05), Prancis melaporkan 135 kematian dan Spanyol 164 kasus yang merupakan catatan terendah sejak pertengahan Maret. Sedangkan Italia melaporkan 174 kasus yang juga terendah dalam dua bulan terakhir.

Sementara itu dokter Prancis telah mengklaim bahwa hasil tes baru pada sampel dari pasien menunjukkan virus corona hadir di negara itu tahun lalu.

Berbeda dengan Rusia, perkembangan virus corona tampaknya berkembang sangat pesat, bahkan hingga mencatatkan kasus sekitar 10.000 infeksi baru.

Baca Juga: Misterius! Virus Corona yang Dominan di Prancis Bukan dari China

Tetapi tingkat kematian Rusia tetap rendah dibandingkan dengan negara lain. Pada hari Minggu tercatat 58 kematian, sehingga total menjadi 1.280.

Inggris mencatat 315 kematian baru dan memiliki jumlah kematian tertinggi ketiga di belakang AS dan Italia. Namun pejabat Inggris mengatakan wabah telah memuncak dan jumlah penerimaan pasien di rumah sakit menurun.

Virus Diklaim Sudah Ada Sejak Tahun Lalu

Seorang kepala perawatan intensif, Yves Cohen, di wilayah Paris mengatakan kepada media setempat bahwa virus corona ada di Prancis pada 27 Desember 2019, sebulan sebelum kasus pertama dikonfirmasi.

Yves Cohen mengatakan kepada BFMTV bahwa timnya telah meninjau kembali tes negatif untuk flu dan virus corona lain pada 24 pasien yang telah berada di rumah sakit dengan gejala pernapasan pada bulan Desember dan Januari.

Baca Juga: Tak Terima Liga Prancis Dibatalkan, Olympique Lyon Siap Tempuh Jalur Hukum

"Dari 24 pasien, kami memiliki satu hasil positif untuk COVID-19 pada 27 Desember ketika dia (pasien) berada di rumah sakit bersama kami," ungkapnya.

Dr Cohen mengatakan dia telah melaporkan kasus ini ke otoritas kesehatan regional dan meminta tes negatif lainnya dari periode yang sama untuk diuji ulang.

Prancis berencana untuk melonggarkan lockdown pada 11 Mei. Anak-anak akan kembali ke sekolah secara bertahap, beberapa bisnis akan dibuka kembali, dan orang-orang dapat melakukan perjalanan dalam jarak 100 kilometer (60 mil) dari rumah mereka tanpa perlu ijin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI