Sejarah Hari Kebebasan Pers Sedunia

Minggu, 03 Mei 2020 | 15:46 WIB
Sejarah Hari Kebebasan Pers Sedunia
Hari Kebebasan Pers Internasional 3 Mei 2020
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Langkah pertama dan paling menentukan dicapai di Paris pada kesempatan Konferensi Umum UNESCO, pada bulan November 1991. Muncul reaksi sangat baik terhadap laporan Direktur Jenderal UNESCO tentang hasil dari Deklarasi Windhoek.

Dari sana kemudian negara-negara Anggota UNESCO juga mengungkapkan keinginan agar 3 Mei dinyatakan sebagai Hari Kebebasan Pers Sedunia.

Didukung oleh kehendak bulat dari Negara-negara Anggota, Direktur Jenderal UNESCO lalu menyampaikan keinginan mereka kepada Sekretaris Jenderal PBB, yang saat itu dijabat Boutros Boutros Ghali.

Boutros Boutros Ghali kemudian memutuskan untuk mengikuti jalur prosedural dan mengirim proposal tersebut ke Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) untuk konsultasi.

Sebenarnya, ada risiko besar bahwa masalah itu akan dirusak oleh tawar-menawar politik dan bahwa kebulatan suara yang harmonis di antara negara-negara di Paris akan terganggu di Jenewa.

Ketika itu terjadi, sekelompok delegasi Afrika ke ECOSOC menangani masalah ini dan meyakinkan rekan-rekannya bahwa proposal tersebut berasal dari Afrika. Mereka meyakinkan bahwa menegakkan prinsip dasar kebebasan pers adalah sangat penting untuk masa depan proses demokrasi di benua tersebut.

Pada akhirnya, ECOSOC setuju untuk mendukung proposal UNESCO dan membuka jalan bagi Sidang Umum untuk "mendeklarasikan Hari Kemerdekaan Pers Dunia 3 Mei" yang tercantum dalam Keputusan 48/432 tanggal 20 Desember 1993.

Sejak 1993, bertepatan dengan Hari Kebebasan Pers Sedunia setiap tahunnya digelar juga konferensi global.

Konferensi ini memberikan kesempatan kepada jurnalis, perwakilan masyarakat sipil, otoritas nasional, akademisi dan masyarakat luas untuk membahas tantangan yang muncul untuk kebebasan pers dan keselamatan jurnalis dan untuk bekerja sama dalam mengidentifikasi solusi.

Baca Juga: Kepala LBM Eijkman: Akhir Pandemi Corona di Indonesia Sulit Diprediksi

Pada tahun 2020 ini, Belanda menjadi tuan rumah konfrensi. UNESCO merencanakan untuk mengadakan konferensi dari tanggal 22 hingga 24 April di Den Haag. Tetapi karena Covid-19, konferensi diundur menjadi tanggal 18-20 Oktober di tempat yang sama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI