Pandemi Corona Belum Reda, Krisis APD Hantui Pekerja Medis di Jepang

Sabtu, 02 Mei 2020 | 20:05 WIB
Pandemi Corona Belum Reda, Krisis APD Hantui Pekerja Medis di Jepang
Sejumlah petugas kesehatan Jepang keluar dari kapal Diamond Princess yang dikarantina karena virus corona. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pekerja medis di Jepang saat ini dihantui krisis Alat Pelindung Diri (APD) dalam memerangi pandemi COVID-19. Menanggapi situasi tersebut, pemerintah Negeri Sakura saat ini terus berusaha meningkatkan jumlah persediaan APD.

Dilansir dari Japan Times, survei online mengungkapkan 78 persen tenaga medis Jepang mengalami kekurangan APD, sebagaimana dilaporkan K.K eHealthcare.

Survei tersebut dilakukan 16 hingga 21 April dan melibatkan sebanyak 522 dokter yang tersebar di seluruh negara beribukota Tokyo tersebut.

Sekitar 32 persen rumah sakit dengan kapasitas lebih dari 100 tempat tidur melaporkan terjadi kekurangan APD yang cukup parah. Sementara 45 persen rumah sakit berskala kecil juga dalam situasi serupa.

Baca Juga: Proyek Rp 15 M Raib saat Corona, Bos Ini Banting Stir Bikin Pencuci Tangan

Jepang karantina ribuan warga di kapal pesiar terkait pemeriksaan virus corona. (Foto: AFP)
Jepang karantina ribuan warga di kapal pesiar terkait pemeriksaan virus corona. (Foto: AFP)

Masih berdasarkan survei online tersebut, 75 persen rumah sakit menginginkan adanya menambahan masker bedah. 71 persen lainnya meminta masker N95 dan 67 persen rumah sakit menginginkan tambahan disinfektan.

"Fasilitas medis regional akan runtuh jika kapasitas perawatan dikurangi dengan penyebaran virus di rumah sakit," kata Tetsuya Matsumoto, profesor di Universitas Kesehatan dan Kesejahteraan Internasional.

Hasil survei itu dinilai cukup mengkhawatirkan lantaran terjadi setelah pemerintah Jepang menyuplai sekitar 73 juta masker bedah, diikuti masker N95, baju hazmat, dan pelindung wajah, ke rumah-rumah sakit pada Maret hingga April 2020.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. [AFP/Kazuhiro Nogi]
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. [AFP/Kazuhiro Nogi]

Perdana Menteri Shinzo Abe juga telah memperkenalkan sistem pemantauan stok peralatan medis digital untuk menjaga efisiensi dan mengawal distribusi ke rumah sakit-rumah sakit.

"Kami menyediakan persediaan tetapi juga telah menerima laporan dari fasilitas medis bahwa masih ada kekurangan," kata pejabat kementerian.

Baca Juga: WHO Rencanakan Protokol Pengujian Manusia untuk Vaksin Covid-19

"Kami akan terus memberikan dukungan jika diperlukan," tandasnya.

Merujuk data yang dihimpun Worldometers, Sabtu (2/5/2020), Jepang telah mencatatkan 14.305 kasus positif virus Corona di mana 455 orang dinyatakan meninggal dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI