Dampak COVID-19: Pemakaman Online, Tren Baru di Ghana

Sabtu, 02 Mei 2020 | 17:35 WIB
Dampak COVID-19: Pemakaman Online, Tren Baru di Ghana
Ilustrasi pemakaman online. (Unsplash/@anniespratt)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi virus Corona atau Covid-19 memaksa berbagai sektor kehidupan manusia berubah. Di Ghana, pembatasan sosial membuat pemakaman online jadi tren.

Cerita tersebut dibagikan eks Menteri Pendidikan Tersier Ghana, Elizabeth Ohene, yang kini menjadi jurnalis dan kerap menulis untuk BBC.

Setelah merebaknya wabah virus Corona, kehidupan di Ghana, seperti di negara-negara lainnya, berubah. Demi memutus rantai infeksi orang-orang diminta menjaga jarak sosial.

Berbagai fasilitas umum termasuk sekolah disebut Elizabeth mulai ditutup. Kebijakan itu tak terkecuali menyasar pada protokol pemakaman.

Baca Juga: Penerapan PSBB Tangerang Raya Diperpanjang Hingga 17 Mei Mendatang

Pemerintah Ghana mengeluarkan peraturan, setiap pemakaman tak boleh dihadiri lebih dari 25 orang.

Hal itu memicu kebiasaan baru dikalangan masyarakat, yakni menyimpan jenazah di kamar mayat dengan harapan bisa menggelar prosesi pemakaman normal saat pandemi Covid-19 selesai.

Kondisi tersebut membuat kamar-kamar mayat dipenjuru rumah sakit Ghana menjadi penuh. Layanan pemakaman lewat teknologi pun muncul untuk mengurangi imbas tersebut.

Petugas pemakaman memakamkan jenazah kasus COVID-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Minggu (26/4). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]
Ilustrasi pemakaman. [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]

"Layanan ini memungkinkan 25 orang atau kurang bisa menyaksikan proses pemakaman secara online," kata Elizabeth dilansir BBC, Sabtu (2/5/2020).

"Saat ini banyak orang yang duduk di rumah mereka dengan laptop di hadapannya. Mereka daftar untuk bergabung dengan layanan tersebut," tambahnya.

Baca Juga: Lockdown Dilonggarkan, WHO: Waspadai Penyebaran Baru Virus Corona

Menurut Elizabeth, apabila tren ini berlanjut, maka budaya pemakaman konvensional di Ghana bisa benar-benar berubah.

Dia mencontohkan bahwa, pemakaman online membuat orang-orang tak terlalu serius dalam mengenakan pakaian. Kaos oblong dan jeans kerap dipakai untuk menghadiri upacara kematian lewat layar gadget.

"Saya bergabung dengan pemakaman online minggu lalu. Hanya mengenakan celana jins dan kaos. Tidak ada yang menghadiri pemakaman (konvensional) dengan berpakaian seperti itu," jelasnya.

Dilansir Worldometers, Sabtu (2/5/2020), Ghana telah mencatatkan kasus infeksi virus Corona sebanyak 2.074 orang di mana angka kematian mencapai 17 jiwa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI