“Pasien-pasien yang sudah positif virus corona tidak masuk ke emergency room, tapi langsung masuk ke kamar-kamar isolasi,” papar Soeko Prasetyo.
Pasien-pasien yang menderita penyakit lain ditempatkan di berbagai fasilitas perawatan darurat di luar rumah sakit.
“Karena pasien corona sangat banyak dan perlu ruangan isolasi, maka pasien-pasien biasa yang lain yang tidak terpapar virus corona dibuatkan tenda khusus di luar rumah sakit. Juga di lobi-lobi rumah sakit,” tambah Soeko Prasetyo.
Agar terhindar dari virus corona, Soeko juga harus memenuhi berbagai protokol keamanan dan kesehatan setiap kali memasuki rumah sakit.
Baca Juga: Kisah Transpuan Saat Pandemi Corona: Hidup Seperti Orang yang Mati Perlahan
Tugas berat bagi Pak Soeko sebagai petugas keamanan adalah memastikan agar kerabat pasien tidak menjenguk sebagai bagian standar keamanan.
“Mount Sinai memutuskan tidak memperbolehkan visitor (pengunjung.red). Ini memang tugas berat untuk keamanan. Karena kalau ada yang sakit, keluarga ingin ikut. Kalau perempuan melahirkan, ingin melihat bayi,” tutur Soeko Prasetyo yang sudah hampir 50 tahun menetap di kota New York.
Selain klinik, Pak Soeko juga bertanggung jawab terhadap keamanan di apartemen untuk para dokter dan asrama mahasiswa fakultas kedokteran Icahn School of Medicine.
Dari Solo ke New York
Bekerja di bidang keamanan dan investigasi bukan hal baru bagi Soeko. Menjadi polisi dan penyelidik swasta pernah dilakoni pria yang lahir dan besar di Kota Solo, lalu pindah dan bekerja di Wonogiri.
Baca Juga: Vaksin Corona: 6 Sudah Diujikan ke Manusia, Tantangannya Produksi Massal
Pada 1971, Bustanil Arifin, mantan menteri koperasi era Presiden Soeharto, mengirim Soeko ke Kota New York untuk tujuan menjual produk-produk kerajinan Indonesia untuk mengangkat perdangangan dan ekonomi ekspor Indonesia. Soeko yang masih muda, terpilih masuk kedalam tim dan berangkat ke kota New York.