Tanggal 5 Mei agen Smersh menemukan jenazah Hitler dan tunangannya, Eva Braun, dikubur di sebuah lubang di taman kantor kanselir. Lubang itu terbongkar oleh bom yang jatuh di situ.
Jenazah itu disiram bensin dan sebagian terbakar. Sulit untuk mengenali jenazah Hitler. Maka ketika tiba di kamar mayat, rahang jenazah dicabut untuk dikenali giginya.
Ini bisa dilakukan beberapa hari kemudian ketika Soviet berhasil menemukan Käthe Heusermann, asisten dokter gigi Hitler yang memberi catatan medis Sang Führer. Dari catatan itu dipastikan bahwa yang ditemukan itu memang jenazah Hitler.
Kemudian tahun 1973, kajian forensik gigi yang dilakukan oleh Dokter Reidar F. Sognnaes dari UCLA School of Dentistry (California) dan Ferdinand Ström dari University of Oslo, memastikan bahwa jenazah itu memang Adolf Hitler.
Baca Juga: Mengukur Strategi Kampus Sistem Konvensional Jika Pandemi Berakhir
Dari makam ke makam
Jika Soviet tahu sejak awal, kenapa mereka membiarkan berbagai spekulasi soal kematian Hitler?
“Strategi Stalin adalah mengasosiasikan Barat dengan Nazisme, dan memberi kesan bahwa Inggris dan Amerika menyembunyikan hal itu,” tulis Beevor di bukunya Berlin, the Fall of 1945.
Moskow punya keunggulan untuk mempertahankan versi mereka. Bulan Mei hingga Juli 1945 mereka menguasai Berlin sepenuhnya.
Mereka juga menahan orang-orang yang selamat dari bunker perlindungan, termasuk juru kamera pribadi Hitler, Heinz Linge; asisten lapangannya Otto Günsch dan pilot pribadi Hans Baur.
Baca Juga: Dubes RI di Arab Saudi Bantah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Akan Dibuka
Guna mempertahankan rahasia, Soviet diam-diam menahan Käthe Heusermann, perawat gigi yang membantu mengidentifikasi jenazah Hitler.