Guru Zuhdi Dikenal Sebagai Sosok Ulama Pengobat Rindu Guru Sekumpul

Chandra Iswinarno Suara.Com
Sabtu, 02 Mei 2020 | 11:58 WIB
Guru Zuhdi Dikenal Sebagai Sosok Ulama Pengobat Rindu Guru Sekumpul
KH Ahmad Zuhdianoor kerap disapa Guru Zuhdi. [Kanal Kalimantan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kalimantan Selatan kehilangan salah satu ulama besar yang kharismatik, Tuan Guru KH Ahmad Zuhdianoor yang biasa disapa Guru Zuhdi.

Ulama yang meninggal dunia di RS Medistra Jakarta pada Sabtu (2/5/2020) pukul 06.43 WIB ini dikenal memiliki kekhasan tersendiri dalam dalam berdakwah, sehingga tak heran banyak jemaahnya dari kalangan tua dan muda yang memenuhi pengajiannya.

Untuk diketahui, Guru Zuhdi lahir pada 10 Februari 1972 atau 24 Zulhijah 1391 H. Guru Zuhdi merupakan anak dari KH Muhammad yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Al Falah periode 1986-1993.

Ia pernah menimba ilmu di Pesantren Al-Falah Banjarbaru. Namun karena sering sakit, Tuan Guru Zuhdi kemudian mengaji kepada sang kakek di Alabio. Setelah kakeknya wafat, dia kembali ke Banjarbaru dan kemudian mengaji ilmu dengan KH Abdul Syukur di Teluk Tiram.

Baca Juga: Innalillahi, Ulama Kharismatik Tuan Guru KH Ahmad Zuhdianoor Berpulang

Guru Zuhdi mengisi banyak majelis taklim di antaranya, majelis taklim di komplek Pondok Indah Banjarmasin, kemudian di rumah pribadi Jalan samping Mesjid Jami Sungai Jingah, Majelis Taklim Masjid Sabilah Muhtadin dan Masjid Sungai Jingah Banjarmasin.

Pada awal Guru Zuhdi merintis majelis, jumlah jemaah yang mengikuti pengajiannya belum sebesar saat ini. Kala itu, ia memulai pengajian dari kitab yang ditulis tangan oleh Guru Sekumpul. Lantaran itu, jemaah yang hadir di pengajiannya merasa terobati rindunya kepada Guru Sekumpul.

Selain itu, gaya bicara dan penjelasan Guru Zuhdi dalam bermajelis seperti Abah Guru Sekumpul. Meski begitu, banyak orang yang tidak berani menyamakannya Guru Zuhdi dengan pangkat serta kedudukan Guru Sekumpul.

Tuan Guru Zuhdi pernah bepesan kepada jemaahnya;

Pas ikam (kamu) di majelis ku, karamkan (tenggelamkan perasaan ikam (kamu), kalau ikam (kamu) ada di Majelis Abah Guru Sekumpul, dirasakan kalau membacakan kitab itu Abah Guru Sekumpul lain aku, Aku pun jar sidin mengaramkan perasaan ku kalau yang membacakan kitab adalah Abah Guru Sekumpul lain aku.

Baca Juga: Puluhan Ribu Warga Hadiri Pemakaman Ulama, Bangladesh Lockdown 7 Desa

REKOMENDASI

TERKINI