Suara.com - Banyaknya korban meninggal akibat Covid-19 di Manaus, Brasil membuat kota tersebut kini dihadapkan dengan krisis pengadaan peti mati.
Dilansir Aljazeera, Sabtu (2/5/2020), Asosiasi rumah duka nasional bahkan dikabarkan telah meminta penambahan jumlah peti mati dari Sao Paulo.
Namun, jarak yang terbentang jauh antar kedua kota, sekitar 2.700 kilometer, membuat pengiriman logistik ke Manaus tersendat.
Manaus yang merupakan ibu kota negara bagian Amazonas menjadi salah satu wilayah paling terdampak virus Corona di Brasil.
Baca Juga: Kim Jong-un Muncul di Depan Umum di Tengah Spekulasi tentang Kesehatannya
Pada Kamis (30/4/2020), Kementerian Kesehatan Brazil mengkonfirmasi bahwa terdapat lebih dari 5.200 kasus positif Covid-19 di Amazonas dengan Manaus disebut mencatatkan rata-rata 130 kematian perhari.
"Itu (permintaan peti mati) tak akan berhasil. kami membutuhkannya sekarang," kata Panhozzi, asosiasi rumah duka di Brasil, dilansir dari Aljazeera, Sabtu (2/5/2020).
Selain kekurangan peti mati, lonjakan kematian yang melanda Manaus juga menimbulkan krisis lahan pemakaman. Kondisi itu membuat beberapa peti mati harus dikuburkan dalam satu liang lahat.
Beberapa warga Manaus yang putus asa bahkan memilih untuk mengkremasi mayat sanak saudaranya yang terpapar Covid-19 dari pada menguburkannya di pemakaman umum.
Krisis pemakaman di Brasil tak hanya terjadi di kota Manaus. Rio de Janeiro juga mencatatkan pristiwa serupa lantaran melonjaknya jumlah kematian akibat Covid-19.
Clovis de Castro, salah seorang warga mengungkapkan bahwa dia harus membantu petugas kamar mayat dalam prosedur meletakan jenazah kerabatnya karena kurangnya personil rumah sakit.