Upah di Israel lebih besar daripada di Palestina. Banyak yang bekerja di sektor informal.
Penghasilan mereka vital untuk perekonomian Tepi Barat, yang dilemahkan oleh pendudukan militer selama beberapa dekade.
Sekalipun ada kebijakan pembatasan gerak untuk mencegah penyebaran Covid-19, sampai bulan lalu 50.000 pekerja masih diperbolehkan melintas. Kebanyakan mereka bekerja di sektor agrikultur, konstruksi dan kesehatan.
Di bawah kesepakatan Palestina-Israel, pihak majikan wajib menyediakan akomodasi untuk mereka tinggal hingga sekurangnya satu bulan.
Baca Juga: Cegah Wabah Corona, Anak-anak Palestina Gunakan Masker Sayuran
Beberapa buruh ini tinggal di kawasan permukiman, demi melindungi pekerjaan mereka.
Saya ingin tetap menjaga supaya keluarga, teman dan kota saya aman, kata Muath Balasmeh, yang sementara tinggal di tenda di tempat kerjanya, pabrik di Ariel, di utara Tepi Barat.
Kalau saya tak bekerja, tak ada yang menolong saya bahkan untuk kebutuhan pokok. Saya tak bisa katakan betapa sulitnya hal ini. Ya Allah, tolonglah kami. Tolonglah para pekerja.
PBB memuji kerjasama Palestina Israel dalam menghadapi virus corona, yang mencakup latihan bersama petugas kesehatan dan pemberian alat perlindungan diri dari Israel kepada petugas medis dan keamanan Palestina.
Namun sengketa politik pecah sesudah adanya laporan beberapa pekerja Palestina di Israel tak mendapat akomodasi layak.
Baca Juga: Anak-anak Palestina Pakai Masker Terbuat dari Daun Kubis saat Corona
Satu video yang beredar di media sosial juga memperkeruh suasana. Video itu memperlihatkan seorang pria yang sakit dilempar di pos pemeriksaan oleh tentara Israel. Pria ini kemudian terbukti negatif corona ketika dites.