Ia menyebutkan, LBP pernah menjajikan bantuan terkait kedatangan TKA China. Namun, Kery mengaku hingga kini kompensasi yang dijanjikan belum juga dipenuhi.
"Menko Maritim (Luhut) katakan, 'sudah Ker, apa yang kau minta kami siapkan' tapi sampai sekarang kenyataannya juga belum ada, bagaimana kita ini?" kesal Kery.
Lebih lanjut, Kery menyayangkan sikap perusahaan yang mempekerjakan TKA China karena enggan memberikan bantuan kepada warga di Bupati Konawe.
Ia menyebut bukan bantuan yang didapatkan melainkan justru banyak pekerja yang dirumahkan sehingga menambah PR pemerintah setempat.
Baca Juga: Bisa untuk Buka Puasa, Cobain Resep Sate Sapi Wijen Pedas Ala Nicky Tirta
Kery mengaku bahkan dirinya sampai menyurai pemerintah China untuk mendapat tapi tidak mendapat balasan.
"Perusahaan itu juga harusnya melihat bagaimana dampaknya buat masyarakat Konawe. Saya sampai menyurat ke China, tapi sampai sekarang belum juga ada bantuan. Bagaimana ini. Bahkan kapalnya sampai sudah pulang ke China," ungkap Kery.
Ia pun menambahkan, "Perusahaan di sini juga tidak ada yang membantu untuk alat kesehatan dan sebagainya. Cuma komunitas masyarakat-masyarakat Tionghoa saja yang bantu"
Untuk diketahui, kedatangan 500 TKA China ke Sulawesi Tenggara sejak 22 April lalu menuai kontroversi.
Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi menegaskan, rencana masuknya para TKA asal China itu adalah arahan Pemerintah Pusat.
Baca Juga: Bejat! Sudah Hamili Siswi SMP, Sugianto Minta Kandungan Digugurkan
Kendati begitu, Pemda menyayangkan masuknya ratusan TKA asal China ini di tengah pandemi.