Disebut Ada Kejanggalan Kursus Ruangguru Kartu Prakerja, Istana: Tidak Ada

Jum'at, 01 Mei 2020 | 17:58 WIB
Disebut Ada Kejanggalan Kursus Ruangguru Kartu Prakerja, Istana: Tidak Ada
Sertifikat yang diterima Agustinus dalam pelatihan online Kartu Prakerja. (Facebook/Agustinus Edy Kristianto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Istana Kepresidenan angkat bicara mengenai kejanggalan pada pelatihan online dalam aplikasi Ruangguru yang diungkap Agustinus Edy Kristianto, mantan Direktur Publikasi dan Pendidikan Publik YLBHI sekaligus jurnalis senior.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian menilai temuan tersebut menjadi bahan evaluasi pemerintah.

"Saya kira temuan atau masukan itu menjadi bahan evaluasi kami," ujar Donny saat dihubungi Suara.com, Jumat (1/5/2020)..

Donny menyebut langkah yang dilakukan Edy, justru mengambil hak seseorang yang saat ini membutuhkan kartu prakerja akibat dampak Covid-19. Mereka yang membutuhkan, kata Donny, yakni orang yang terkena PHK atau kehilangan pekerjaan.

Baca Juga: Buruh Perempuan: Kartu Prakerja Bukan Solusi, Pelatihannya Ada di Youtube

"Yang menjadi catatan adalah yang bersangkutan dengan menguji sistem prakerja melalui pendaftaran dirinya itu kan mengambil hak mereka yang membutuhkan. Karena prakerja ini kan dibutuhkan untuk mereka yang betul-betul terkena dampak Covid seperti terkena PHK, kehilangan pekerjaan," ucap dia.

Lebih lanjut, Donny menegaskan tidak ada yang janggal di pelatihan online termasuk yang ada di aplikasi Ruangguru. Sebab kata dia, selain Ruangguru ada platform lainya yang juga menyediakan pelatihan secara online.

Diketahui ada 8 "platform" digital yang dinyatakan pemerintah untuk memberikan pelatihan adalah Tokopedia, Ruangguru melalui platform Skill Academy, MauBelajarApa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Kementerian Ketenagakerjaan dan Pijarmahir.

"Saya kira tidak ada yang janggal kecuali dia satu-satunya (Ruangguru) penyedia pelatihan berbasis online, kan hanya satu dari delapan. Artinya gini, dia menyeleggara beberapa video pelatihan, yang lain biasa aja ini kan kedaulatan dari konsumen. Kedaulatan penerima manfaat. Kalau misalnya tidak berfaedah pasti akan tidak dipilih, kontennya kalau tidak bernilai tidak diplih, kan ada 8 lainnya yang menyediakan video pelatihan berbasis onlen juga," katanya.

Sebelumnya, Agustinus Edy Kristianto, membagikan pengalamannya ketika mencoba mendaftarkan diri dalam program Kartu Pra Kerja. Ia menceritakan rincian kisahnya melalui Facebook yang ia bagikan pada Rabu (29/3/2020). Agustinus mendaftar Kartu Prakerja pada 16 April 2020 lalu.

Baca Juga: Ruangguru Jawab Keanehan Kursus Kartu Prakerja Agustinus Edy Kristianto

Lalu pada 29 April 2020 Agustinus lulus pelatihan dan mendapat sertifikat berjudul "Jurnalistik: Menulis Naskah Berita Seperti Jurnalis Andal" yang bertanda tangan Adamas Belva Syah Devara, CEO Skill Academy Ruangguru.

Sebagai seorang jurnalis, Agustinus bertanya-tanya mengapa Belva yang tidak pernah berkecimpung di dunia pers bisa menandatangani sertifikat tersebut.

"Sebuah sertifikat yang bukan dari pihak yang berkompeten dalam dunia pers, semacam Dewan Pers, Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), atau Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerbitan Yogyakarta (LP3Y)," kata Agustinus dalam keterangannya.

Naluri penasaran Agustinus pun membuatnya mencari tahu bagaimana jual-beli kelas online dalam Kartu Prakerja itu berlangsung. Ia membeli paket kelas online "Teknik Menulis Naskah Berita Seperti Jurnalis Andal" seharga Rp 220 ribu.

Materi kelas online itu berupa 11 video dari Skill Academy. Namun, Agustinus memilih untuk tak menyelesaikan satu pun dari video-video itu. Ia langsung menggarap 12 soal ujian dalam waktu 5 menit dan langsung melampaui passing grade 55.

Keisengan Agustinus muncul saat mengisi rating penilaian dan review. Ia menuliskan "Salam 5,6 triliun" dalam kolom review. Dalam tulisannya, Agus menggarisbawahi pesan yang ingin dia sampaikan dari aksinya ini.

"Terbukti bahwa sistem pemilihan peserta bisa meloloskan orang seperti saya, yang bukan merupakan sasaran peserta. Saya mengisi data sebagai wiraswasta, bukan korban PHK, pengurus dan pemegang saham perseroan pula (jika dicek ke Kemenkumham)," tulis Agustinus.

Ia pun menyarankan kalau pemerintah memang ingin memberi pelatihan melalui Kartu Prakerja, ada baiknya jangan dilakukan pada saat-saat sulit seperti sekarang.

Pada akhirnya, Agustinus tak menggunakan sisa saldo dalam Kartu Prakerjanya.

"Dengan demikian, pada akhir tahun anggaran 2020, dana itu akan kembali ke Kas Negara," kata Agustinus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI