Dalam surat terbuka yang dirilis kepada media setempat, Silvia Ontivero mengatakan setelah berpikir keras dan panjang, akhirnya dia mendukung gagasan soal tahanan rumah.
"Kami bicara tentang sesuatu yang berbeda sekarang. Pandemi. Ada banyak penjara yang sesak dipenuhi orang-orang dan saya dapat membayangkan ketakutan yang dirasakan para penghuni di dalamnya," tulisnya.
Dia juga mengatakan kepada situs berita TN bahwa membiarkan si pembunuh berada dalam penjara akan menjadi sebuah hukuman mati, yang selalu dia tentang.
Silvia Ontivero pernah menjadi tahanan politik selama tujuh tahun selama kediktatoran militer di Argentina berkuasa, dari tahun 1976 hingga 1983.
Baca Juga: Pilih Vinales Ketimbang Valentino Rossi, Yamaha Dinilai Blunder
Sebelumnya dia mengatakan selama ditahan dia banyak waktu untuk merenung. Dia ingin memastikan pelaku pembunuh putranya juga punya cukup waktu untuk melakukan hal yang sama, dan menjadi diri yang lebih baik.
Itu pulalah yang jadi dasar pemikiran Silvia Ontivero beberapa waktu lalu menolak pembebasan bersyarat Diego Arduino, pelaku pembunuhan putranya.