Setelah Wabah Corona Reda, Kota Terlarang China Dibuka

Jum'at, 01 Mei 2020 | 14:11 WIB
Setelah Wabah Corona Reda, Kota Terlarang China Dibuka
Pengunjung Forbidden City mengenakan masker, Jumat (1/5). (AP/Mark Schiefelbein)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berkaca pada mulai turunnya sebaran virus corona di China, pemerintah Beijing mulai melonggarkan kebijakan lockdown dengan membuka kembali sejumlah destinasi wisata, salah satunya Forbidden City atau Kota Terlarang.

Selain Forbidden City, beberapa taman dan museum yang ada di Beijing juga akan dibuka kembali untuk umum, setelah ditutup selama berbulan-bulan akibat pandemi virus corona.

Melansir dari laman Association Press, pembukaan beberapa destinasi wisata ini tetap diikuti dengan syarat-syarat terkait pencegahan sebaran Covid-19, yakni pengurangan kapasitas dan penjualan tiket secara online.

Untuk Forbidden City, kapasitas pengunjung yang bisa masuk diturukan menjadi 5.000 dari 80.000 orang. Sedangkan untuk taman dan museum, kapasitas pengunjung yang diperbolehkan hanya 30 persen saja.

Baca Juga: Ramadan 2020 Peziarah Turun Drastis, Penjual Kembang di Jogja Pasrah

Wakil Direktur Biro Berkebun dan Penghijauan Beijing, Gao Dawei mengatakan, rombongan kelompok dalam jumlah besar masih belum diperbolehkan dan para pengunjung harus memesan tiket secara online.

Pemerintah Beijing pada Kamis (30/1), menurunkan status tanggap darurat Covid-19 ke tingkat dua dengan tetap memberlakukan pemeriksaan suhu dan physical distancing.

China pada Jumat melaporkan 12 kasus baru Covid-19 dengan enam diantaranya merupakan kasus impor. Hal ini menambah angka total kasus virus corona di China menjadi 83 ribu dengan 4.633 kematian.

Sebagian besar kasus terakhir yang dilaporkan di China sebagian besar berasal dari pelancong yang datang dari luar negeri atau dari provinsi timur laut, dekat perbatasan Rusia.

Sebanyak 599 pasien Covid-19 di China yang kini tengah berada dalam perawatan intensif. Sementara, kurang dari 1000 orang masih dalam pengamatan karena dinyatakan positif namun tidak menunjukkan adanya gejala atau memiliki gejala namun hasil tesnya negatif.

Baca Juga: Tekan Penyebaran Covid-19 Lewat Contact Tracing, Isu Privasi Mencuat di AS

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI