Data Psikiater: 1.522 Orang Indonesia Depresi Akibat Corona

Jum'at, 01 Mei 2020 | 12:52 WIB
Data Psikiater: 1.522 Orang Indonesia Depresi Akibat Corona
Ilustrasi depresi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa mencatat setidaknya sudah 1.522 orang yang tercatat mengalami gangguan kesehatan mental atau depresi akibat pandemi virus corona COVID-19 di Indonesia.

Psikiater dari PDSKJI dr. Lahargo Kembaren menyebut data tersebut didapat dari ribuan orang yang melakukan pemeriksaan ke psikiater.

"Ada 1.522 orang yang sudah melakukan pemeriksaan masalah psikologis ini," kata Lahargo dari Kantor BNPB, Jakarta, Jumat (1/5/2020).

Lahargo menjelaskan dari angka total tersebut terdapat tiga masalah psikologis yang ditemui yakni kondisi cemas, depresi dan trauma psikologis.

Baca Juga: Diduga Depresi Saat Corona, Ibu dan Anak Nekat Berjemur Berjam-jam di Jalan

Dari jumlah pengakses layanan menunjukkan 63 persen dari mereka mengalami kecemasan dan 66 persen depresi.

"Gejalanya antara lain rasa takut khawatir yang berlebihan, merasa tidak bisa untuk rileks dan nyaman, adanya gangguan tidur, kewaspadaan yang berlebihan kemudian juga kita bisa menemukan adanya gangguan stress pasca trauma psikologis," jelasnya.

Kemudian ada 80 persen yang mengalami trauma psikologis akibat pandemi corona.

"Gejalanya adalah merasa jauh dan tidak terhubung dengan orang lain, merasa terus menerus waspada dan berjaga-jaga," lanjutnya.

Demi menghindari angka stress yang semakin meningkat, PDSKJI meminta masyarakat untuk mengurangi atau menyaring paparan berita menakutkan soal covid-19, hindari perasaan yang tidak nyaman dengan melakukan hal positif, seperti menghindari merokok, mengkonsumsi alkohol dan narkoba.

Baca Juga: Tips Mengelola Stres Saat di Rumah Aja, Jangan Biarkan Sampai Depresi!

Untuk itu, dia meminta masyarakat jika merasakan stres atau perasaan yang tidak nyaman segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan jiwa, seperti psikiater, psikolog, konselor dan lainnya untuk mendapatkan pertolongan cepat dan tepat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI