Apresiasi Langkah Agustinus, DPR: Apakah Kursus Online Menguji Kompetensi?

Jum'at, 01 Mei 2020 | 11:46 WIB
Apresiasi Langkah Agustinus, DPR: Apakah Kursus Online Menguji Kompetensi?
Pelatihan online Prakerja dari Skill Academy Ruangguru. (Skill academy)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Daulay mengapresiasi langkah jurnalis senior Agustinus Edy Kristianto dalam mempelajari pola dan model bisnis di balik pelatihan program Kartu Prakerja, yang kemudian ditemukan kejanggalan dalam prosesnya.

Menurut Saleh, sebagai warga negara, tindakan seperti Agustinus tentu boleh dilakukan. Mengingat anggaran pelaksanaan pelatihan itu berasal dari APBN, alias didanai oleh uang rakyat.

"Dalam penilaian saya, Agustinus itu hanya ingin menjelaskan bahwa di dalam proyek Kartu Prakerja ada keanehan dan keganjilan. Dia mengatakan bahwa sertifikatnya tetap bisa keluar tanpa harus menyelesaikan satu video pun dari 11 video kelas online," ujar Saleh saat dihubungi, Jumat (1/4/2020).

Ia memandang, temuan keganjilan dalam proses mendapatkan sertifikat tanpa harus menamatkan video pelatihan yang kemudian dipersoalkan oleh Agustinus. Ia berujar, proses tersebut menandakan bahwa peserta bisa memiliki sertifikat tanpa harus menyaksikan dan mengikuti pelatihan yang ada pada video.

Baca Juga: DPR Dukung Pemerintah Salurkan Subsidi Bunga Kredit UMKM Secara Tepat

“Itu kan sama dengan tidak mengikuti pelatihan. Tetapi tetap saja dikirimi sertifikat excellence. Ini mungkin salah satu yang disoal Agustinus. Model bisnis prakerja dengan menggunakan istilah kompetensi," katanya.

Menurut Saleh, keanehan yang ditemukan Agustinus bukan tidak mungkin bakal dialami juga oleh peserta pelatihan yang lainnya. Hal tersebut tentu menjadikan tidak adanya kejelasan siapa saja peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan benar dan siapa yang tidak.

"Meskipun nanti di akhir ada test, tidak jelas apakah test itu benar-benar dapat menguji kompetensi atau tidak," ujar Saleh.

Selain itu Saleh juga menyoroti Ruangguru sebagai salah satu penyedia pelatihan yang memberi tanggapan atas temuan Agustinus.

“Tentu perusahaan yang dinilai tidak akan senang. Bisa saja mereka menolak. Bahkan memberikan penjelasan terhadap apa yang dikeluhkan Agustinus. Di sinilah akan ada perbedaan dan pertentangan," tandasnya.

Baca Juga: DPR Minta Pemerintah Pastikan Bantuan Luar Negeri Sampai ke Daerah

Temuan Agustinus

Sertifikat yang diterima Agustinus dalam pelatihan online Kartu Prakerja. (Facebook/Agustinus Edy Kristianto)
Sertifikat yang diterima Agustinus dalam pelatihan online Kartu Prakerja. (Facebook/Agustinus Edy Kristianto)

Sebelumnya, Agustinus Edy Kristianto, mantan direktur Yayasan LBH Indonesia sekaligus jurnalis senior, membagikan pengalamannya ketika mencoba mendaftarkan diri dalam program Kartu Pra Kerja.

Ia menceritakan rincian kisahnya melalui Facebook yang ia bagikan pada Rabu (29/3/2020).

Agustinus mendaftar Kartu Prakerja pada 16 April 2020 lalu.

Lalu pada 29 April 2020 Agustinus lulus pelatihan dan mendapat sertifikat berjudul "Jurnalistik: Menulis Naskah Berita Seperti Jurnalis Andal" yang bertanda tangan Adamas Belva Syah Devara, CEO Skill Academy Ruangguru.

Sebagai seorang jurnalis, Agustinus bertanya-tanya mengapa Belva yang tidak pernah berkecimpung di dunia pers bisa menandatangani sertifikat tersebut.

"Sebuah sertifikat yang bukan dari pihak yang berkompeten dalam dunia pers, semacam Dewan Pers, Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), atau Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerbitan Yogyakarta (LP3Y)," kata Agustinus dalam keterangannya.

Naluri penasaran Agustinus pun membuatnya mencari tahu bagaimana jual-beli kelas online dalam Kartu Prakerja itu berlangsung.

Ia membeli paket kelas online "Teknik Menulis Naskah Berita Seperti Jurnalis Andal" seharga 220 ribu rupiah.

Materi kelas online itu berupa 11 video dari Skill Academy. Namun, Agustinus memilih untuk tak menyelesaikan satu pun dari video-video itu.

Ia langsung menggarap 12 soal ujian dalam waktu 5 menit dan langsung melampaui passing grade 55.

Keisengan Agustinus muncul saat mengisi rating penilaian dan review. Ia menuliskan "Salam 5,6 triliun" dalam kolom review.

Dalam tulisannya, Agus menggarisbawahi pesan yang ingin dia sampaikan dari aksinya ini.

"Terbukti bahwa sistem pemilihan peserta bisa meloloskan orang seperti saya, yang bukan merupakan sasaran peserta. Saya mengisi data sebagai wiraswasta, bukan korban PHK, pengurus dan pemegang saham perseroan pula (jika dicek ke Kemenkumham)," tulis Agustinus.

Iapun menyarankan kalau pemerintah memang ingin memberi pelatihan melalui Kartu Prakerja, ada baiknya jangan dilakukan pada saat-saat sulit seperti sekarang.

Pada akhirnya, Agustinus tak menggunakan sisa saldo dalam Kartu Prakerjanya.

"Dengan demikian, pada akhir tahun anggaran 2020, dana itu akan kembali ke Kas Negara," kata Agustinus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI