Suara.com - Mengalami kesulitan ekonomi akibat wabah pandemi virus corona, seorang ibu di Kenya memasak batu untuk anaknya yang lapar.
Melansir BBC, Peninah Bahati Kitsao merupakan ibu delapan anak yang telah menjanda sejak setahun lalu lantaran suaminya meninggal setelah dibunuh oleh anggota geng.
Bersama anak-anaknya, Kitsao mendiami sebuah rumah sederhana dengan dua kamar tidur, tanpa air dan listrik, di kota Mombasa, kota terbesar kedua di Kenya.
Kitsao dulunya bekerja sebagai tukang cuci pakaian. Namun sejak pandemi menghantam, ibu delapan anak ini jadi kesulitan untuk mendapatkan orderan lantaran banyak orang mengurangi interaksi sosial.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Merosot di Akhir Bulan April 2020
Menurut laporan NTV, perempuan ini nekat memasak batu guna membuat anak-anaknya percaya bahwa dirinya tengah menyiapkan makanan.
Pun Kitsao berharap dengan memasak batu, anak-anaknya lekas tertidur sehingga lupa bawa mereka sedang lapar.
"Anak-anak tahu saya berbohong, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa karena saya tidak punya apapun untuk dimasak," kenang Kitsao.
Seorang tetangga, Prisca Momanyi, menyambangi rumahnya setelah mendengar anaknya menangis. Kaget melihat kondisi Kitsao, Momanyi pun mengabarkan keadaan ibu ini ke media.
Selain itu, Momanyi membukakan sebuah rekening bank untuk Kitsao, mengingat ibu ini tidak bisa baca tulis.
Baca Juga: Best 5 Oto: Mengenang Ayrton Senna, Livery MotorGP untuk Moge Suzuki
Melalui rekening ini lah, Kitsao menerima bantuan yang belakangan banyak berdatangan.
Mengetahui banyak pihak yang memberikannya bantuan, Kitsao menyebutnya sebagai sebuah keajaiban.
"Saya tidak percaya bahwa warga Kenya begitu penuh kasih, saya menerima panggilan dari penjuru negeri dan bertanya bagaimana mereka bisa membantu," kata Kitsao kepada Tuko.
Lebih lanjut disebutkan, Kitsao dan warga Kenya dengan penghasilan rendah lain, mulai kesulitan menghasilkan uang sejak pemerintah Kenya mulai memberlakukan kebijakan-kebijakan guna menekan sebaran Covid-19 seperti larangan keluar-masuk beberapa kota.
Sebagai informasi, Afrika Timur kini telah mencatat adanya 395 kasus Covid-19 dengan 17 kematian.