Liga Arab Kecam Rencana Israel Caplok Wilayah Palestina di Tepi Barat

Syaiful Rachman Suara.Com
Kamis, 30 April 2020 | 22:26 WIB
Liga Arab Kecam Rencana Israel Caplok Wilayah Palestina di Tepi Barat
PM Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Negara-negara yang tegabung dalam Liga Arab mengecam rencana Israel untuk secara de facto mencaplok wilayah Palestina di Tepi Barat. Usai menggelar pertemuan jarak jauh melalui konferensi video, Kamis (30/4/2020), Liga Arab menyebut rencana Israel tersebut sebagai kejahatan perang.

"Menerapkan rencana semacam itu merupakan kejahatan perang baru yang ditambahkan ke catatan Israel yang penuh dengan kejahatan brutal terhadap rakyat Palestina," bunyi pernyataan Liga Arab seperti dimuat Reuters.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan rival politiknya Benny Gantz menandatangani kesepakatan pemerintah bersatu yang dapat mempercepat rencananya mencaplok wilayah Tepi Barat dalam beberapa bulan mendatang.

Diskusi tentang perluasan kedaulatan Israel ke permukiman Yahudi di Tepi Barat dan menganeksasi Lembah Jordan di daerah tersebut akan dimulai pada 1 Juli mendatang.

Baca Juga: Sukses Tangani Covid-19 Tanpa Kematian, Pengusaha Vietnam Ungkap Hal ini

Ilustrasi Masid di Tepi Barat. [Anadolu Agency]
Ilustrasi Masid di Tepi Barat. [Anadolu Agency]

Rencana Israel tersebut menuai kritik keras dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa (UE). Karena Israel sebelumnya telah sepakat untuk mempertahankan stabilitas regional dan menegakkan perjanjian perdamaian dengan Yordania.

Warga Palestina sendiri naik pitam dengan rencana Israel untuk memperkuat cengkeramannya lebih jauh di tanah yang direbutnya dalam perang Timur Tengah 1967 itu.

Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menuduh Israel mengambil keuntungan dari musibah pandemi virus corona yang tengah melanda dunia.

“Langkah ini, jika diambil, akan menghilangkan kemungkinan mewujudkan negara Palestina yang independen, berdaulat, terhubung secara geografis, dan aktif. Langkah ini, jika selesai, akan mengakhiri solusi dua negara," ujar Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki dalam pertemuan itu.

Seorang wanita Palestina membawa bendera memperingati Land Day di dekat perbatasan Israel-Gaza, Senin (30/3/2020). [AFP/Mohammed Abed]
Seorang wanita Palestina membawa bendera memperingati Land Day di dekat perbatasan Israel-Gaza, Senin (30/3/2020). [AFP/Mohammed Abed]

Pada 26 April kemarin, Netanyahu mengklaim telah mendapat lampu hijau dari sekutunya, Amerika Serikat, untuk melaksanakan niatnya mencaplok sejumlah wilayah di Tepi Barat.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Singapura Tembus 16.000, Angka Kematian Baru 14 Jiwa

Menanggapi hal itu, Liga Arab pun mendesak Washington untuk menghormati kesepakatan sebelumnya dan menahan dukungannya pada rencana Israel.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI