"Kelas jurnalistik yang dibahas oleh Sdr. Agustinus memiliki rating yang sangat tinggi, yaitu 4.9/5.0 yang diberikan oleh 4,835 pengguna. Hal ini berarti, pengguna mengapresiasi dan menilai kelas tersebut sangat bermanfaat. Sesuai deskripsi yang tertera, kelas ini ditujukan untuk pemula, khususnya untuk mereka yang ingin memahami seluk-beluk dasar pada bidang jurnalistik dan ingin memulai karier pada bidang jurnalistik," tulisnya.
Berikutnya pada poin ketiga, Ruangguru memberi tanggapan perihal keterlibatan para pakar bidang di dalam setiap kelas pelatihan di Skill Academi. Para pakar bidang tersebut dikatakan telah melalui proses seleksi yang ketat..
Setidaknya ada empat kriteria pakar bidang untuk bisa menjadi instruktur seluruh kelas pelatihan di Skill Academi. Kriteria tersebut di antaranya:
Pertana memiliki latar belakang pendidikan dan (atau) pengalaman kerja secara profesional (praktik) pada bidang atau topik yang akan diajarkan. Kedua, memiliki silabus atau rencana pengajaran yang sesuai dengan standar yang berlaku di industri saat ini.
Baca Juga: Sertifikat Kursus Online Ruangguru di Kartu Prakerja Ini Dicibir Warganet
Ketiga, proses pengembangan kelas juga dibantu oleh sejumlah tim produksi yang berpengalaman, termasuk kurator, instructional designer, content analyst, serta production & post-production team. Keempat, setiap kelas yang akan dirilis di dalam situs juga melalui proses uji kelayakan dengan calon pengguna dan berdasarkan hasil evaluasi.
"Kelas-kelas di Skill Academy diajar oleh berbagai pengajar dengan reputasi yang sangat baik di bidangnya dan berasal dari pimpinan dan manajemen senior berbagai perusahaan dan lembaga bergengsi di Indonesia, misalnya OVO, Traveloka, Gojek, NET TV, Kata.ai, dan masih banyak lagi," tutup keterangan tersebut.
Sebelumnya Agustinus sendiri sudah memberikan jawaban atas tanggapam serupa dari Ruangguru yang disampaikan lebih dahulu oleh pihak penyedia pelatihan bernama Monica Merly.
Agustinus kembali menegaskan bahwa maksud dari tulisannya adalah memprotes model bisnis prakerja yang menyelipkan kata kompetensi.
"Saya mempermasalahkan model bisnis prakerja dengan membeli video pelatihan Rp 5,6 triliun dari APBN," bunyi keterangan Agustinus.
Baca Juga: Iseng Ikut Kursus Ruangguru di Kartu Prakerja, Edy Ungkap Kejanggalan Ini
Jurnalis ini juga menambahkan dirinya tak menyalahkan keterlibatan startup digital pendidikan yang sudah berizin resmi. Ia mengingatkan bahwa masyarakat bahwa model bisnis dalam pelaksanaan Karti Prakerja berpotensi merugikan negara.