Syamruddin juga membagi periode pertengahan sejarah peradaban Islam dengan dua fase yaitu fase kemunduran dan fase tiga kerajaan besar.
Pertama, fase kemunduran (1250 – 1500 M). Di masa ini desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan juga antara Arab dan Persia bertambah nyata kelihatan. Dunia Islam terbagi dua.
Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri dari Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir dan Afrika utara. Bagian Persia yang berpusat di Iran terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia tengah. Kebudayaan Persia mendesak kebudayaan Arab.
Kedua, fase tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran (1700 – 1800 M). Tiga kerajaan besar
tersebut adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India.
Baca Juga: Mafia Pajak Gayus Tambunan Dikabarkan Meninggal Dunia di Papua Hoax
Sama seperti fase sebelumnya, perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali di masa ini. Ujungnya adalah umat Islam semakin mundur dan statis saat tiga kerajaan mendapat banyak tekanan.
"Masa kemunduran, Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa Afghan. Kerajaan Mughal diperkecil oleh pukulan-pukulan raja-raja India. Kerajaan Usmani terpukul di Eropa," tulis Syamruddin.
Periode Modern
Syamruddin menyebutkan, "Periode modern (1800 - sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam."
Umat Islam mulai sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan menjadi ancaman. Itu dimulai sejak jatuhnya Mesir ke tangan Barat.
Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 Dirawat di Hotel, Dokter Mengeluh
Pada periode modern umat Islam heran melihat kebudayaan dan kemajuan Barat. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.