Pertama Kali, Tak Ada Kasus Penularan Lokal Virus Corona di Korea Selatan

Syaiful Rachman Suara.Com
Kamis, 30 April 2020 | 15:55 WIB
Pertama Kali, Tak Ada Kasus Penularan Lokal Virus Corona di Korea Selatan
Tim Medis Korea Selatan (BBC Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Korea Selatan mencatatkan tidak adanya kasus baru virus corona COVID-19 yang bersumber dari penularan domestik. Ini merupakan pertama kalinya tidak ada kasus baru di Korsel sejak wabah corona menyerang pada bulan Januari.

Kamis (30/04/2020) pemerintah melaporkan terdapat empat kasus impor. Semuanya ditemukan di sejumlah bandara sehingga total kasus menjadi 10.675.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea Selatan mengklaim hal ini menjadi penurunan harian terendah dalam dua bulan terakhir.

Ketika wabah virus corona mencapai puncak pada Februari lalu, ada ratusan kasus baru tercatat setiap hari yang menjadikan Korsel sebagai salah satu negara paling parah terdampak Covid-19 di luar China.

Baca Juga: Bantu Anak-anak Selama Pandemi, Greta Thunberg Sumbang Rp1,5 Miliar

Wartawan BBC di Seoul, Laura Bicker, terkenang ketika dia menyaksikan para dokter dan perawat yang keletihan di Daegu, kota yang paling parah terdampak di Korsel.

"Mereka berkata akan melakukan apapun yang mereka bisa agar penularan bisa dikendalikan, selagi sejumlah ambulans mengantre di sekitar rumah sakit," lapor Laura Bicker seperti dikutip BBC Indonesia.

Untuk mengapresiasi para tenaga medis, gedung-gedung utama di Seoul memancarkan sinar biru pada malam hari.

Kini, menurut Laura Bicker, taman-taman penuh dengan warga yang tertawa bersama teman dan kerabat. Mereka berpiknik di pinggur Sungai Han.

Bandara-bandara penuh dengan para penumpang yang hendak menuju Pulau Jeju untuk berlibur.

Baca Juga: Jemaah Meninggal di Masjid, M Ambruk saat Imam Salat Khusyuk Pimpin Doa

"Semua orang yang kami ajak bicara merasa bersyukur negara mereka tidak memilih lockdown. Mereka kaget dengan dampak Covid-19 di Eropa dan AS dan mereka mengatakan kepada kami bahwa mereka merasa beruntung bisa menikmati waktu bersama teman dan keluarga," jelas Laura Bicker.

Bagaimanapun, ada pula kerisauan soal datangnya gelombang kedua.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea Selatan mengumumkan bahwa pandemi ini akan kembali melanda. Lembaga itu mendesak semua warga mencuci tangan, menjaga jarak, tidak berada dalam kerumunan massa, serta mengimbau yang merasa sakit untuk diam di rumah.

Lini masa perlawanan Korea Selatan terhadap Covid-19

20 Januari - Kasus positif Covid-19 pertama dikonfirmasi , seorang perempuan China

4 Februari - Pemerintah Korsel mulai melarang masuk warga negara asing yang pernah bepergian ke Provinsi Hubei di China - pusat penyebaran Covid-19.

18 Februari - Korsel mengumumkan kasus ke-31 - seorang anggota organisasi keagamaan Shincheonji yang mengikuti acara gereja. Ketika pemerintah menguji sejumlah anggota gereja, ada lonjakan kasus positif.

24 Februari - 15 negara memberlakukan larangan perjalanan dari dan ke Korsel.

29 Februari - Kasus positif harian mencapai 909 orang.

2 Maret - Lebih dari 4.200 kasus terkonfirmasi dan 60% dari mereka tertular oleh orang-orang yang beribadah di gereja Shincheonji.

Maret - Meski Korsel adalah salah satu negara dengan jumlah kasus tertinggi di dunia, Korsel mendapat apresiasi karena secara agresif menjalankan pengujian dan penelusuran kontak.

15 April - Korsel menggelar pemilu di tengah pandemi.

22 April - Ketika jumlah kasus mulai stabil hingga mencapai satu digit per hari, pemerintah mengatakan akan mulai melonggarkan pembatasan.

30 April - Korea Selatan melaporkan tak ada kasus transmisi domestik Covid-19 untuk pertama kalinya sejak 15 Februari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI