Suara.com - Kabar pemudik dikurung di rumah angker karena ogah menjalani karantina menyita perhatian publik. Peristiwa itu terjadi di Desa Sepat, Masaran, Sragen, Jawa Tengah belum lama ini.
Bahkan, Najwa Shihab turut dibuat penasaran dengan kejadian tersebut sehingga meminta konfirmasi kepada Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dalam acara Mata Najwa, Rabu (30/4/2020) malam.
"Saya sempat kaget lihat berita pemudik di Sragen dikarantina di rumah "hantu atau angker". Itu salah satu caranya (menghukum pemudik ngeyel)?", tanya Najwa.
Kurdinar lewat sambungan telewicara tampak tersenyum mendengar pertanyaan Najwa.
Baca Juga: Manisnya, Atta Halilintar Rela Masakin Aurel Hermansyah Sahur
Ia bercerita, sebenarnya kejadian itu bermula ketika dirinya mendapat laporan dari seorang petugas posko covid-19 di Desa Sepat.
"Waktu saya mengecek posko di Desa Sepat, ada salah satu petugas posko bertanya kepada saya, "Ibu ada pemudik kami yang tidak komitmen. Sebelum 14 hari sudah keluar rumah"," ucapnya menirukan petugas.
Mendapat laporan tersebut, Kusdinar lantas meminta petugas untuk memberikan teguran kepada pemudik. Namun, ternyata pemudik itu bersikukuh menolak karantina.
Ia kemudian mengaku mendapat ide untuk mengurung pemudik tersebut setelah mengetahui ada bangunan kosong di desa setempat.
"Nah ide itu (mengurung di rumah angker) muncul. Oke kita lihat (bangunan kosong) lalu membersihkannya. Kalau ada pemudik yang nakal lagi, masukkan aja di sini. Dan ternyata ada yang nakal Mbak Nana, gak komitmen".
Baca Juga: Di Rumah Aja, Bisa Jadi Waktu yang Tepat Untuk Merawat Kulit
Najwa kemudian bertanya lagi, "Ditempatkan di rumah "angker" membuat kapok yang Bu Bupati?".