Flu Spanyol 1918 Tewaskan 50 Juta Orang, Apa Pelajaran dari Pandemi Itu?

Kamis, 30 April 2020 | 12:26 WIB
Flu Spanyol 1918 Tewaskan 50 Juta Orang, Apa Pelajaran dari Pandemi Itu?
Dokumen foto menunjukkan para siswi di Jepang menggunakan masker dalam perjalanan ke sekolah pada tahun 1920. [BBC/Getty]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun, pandemi ini diperkirakan telah menewaskan hampir 700.000 orang Amerika. Dan salah satu alasannya, menurut ekonom Universitas Harvard Robert Barro, karena lockdown dibuka terlalu cepat.

"Kebijakan yang berlaku biasanya berlangsung sekitar 4 minggu - dan kemudian dilonggarkan karena tekanan publik," katanya.

Dia percaya hasilnya akan lebih baik jika kebijakan lockdown diberlakukan selama sekitar 12 minggu.

Pandemi yang dilupakan?

Baca Juga: Semprot Pantai dengan Cairan Pemutih, Pejabat Lokal Spanyol Meminta Maaf

Terlepas dari berbagai pelajaran ini, flu Spanyol bisa dipandang sebagai sebuah pandemi yang dilupakan.

Sama seperti Covid-19, penyakit ini mengenai sejumlah orang terkenal: Presiden AS Woodrow Wilson dan PM Inggris Lloyd George jatuh sakit, sementara Presiden Brasil Rodrigues Alves meninggal.

Namun wabah ini tidak mendapatkan perhatian masyarakat sebesar perhatian pada Perang Dunia I. Ini karena sejumlah pemerintahan memang menyensor media yang melaporkan pengaruh pandemi saat perang.

Karena tidak banyak diliput, krisis ini juga nyaris hilang di buku-buku sejarah dan budaya populer.

Salah satu pengecualiannya adalah lukisan Edvard Munch, "Self-Portrait with the Spanish Flu", yang dilukis seniman Norwegia ini saat terkena wabah itu.

Baca Juga: Wacana Spanyol Tolak Turis Hingga Akhir 2020, 4 Seri MotoGP Terancam Gagal

Sejarawan kesehatan Mark Honigsbaum mengamati bahwa edisi 1924 Encyclopaedia Britannica "bahkan tidak menyebutkan pandemi flu Spanyol dalam ulasannya tentang 'tahun paling penting' di abad ke-20".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI