Flu Spanyol 1918 Tewaskan 50 Juta Orang, Apa Pelajaran dari Pandemi Itu?

Kamis, 30 April 2020 | 12:26 WIB
Flu Spanyol 1918 Tewaskan 50 Juta Orang, Apa Pelajaran dari Pandemi Itu?
Dokumen foto menunjukkan para siswi di Jepang menggunakan masker dalam perjalanan ke sekolah pada tahun 1920. [BBC/Getty]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tahun 1920, Rusia menjadi negara pertama yang mendirikan sistem kesehatan umum terpadu.

Jennifer Cole, antropolog Royal Holloway University, London, mengatakan perang dan wabah menumbuhkan negara kesejahteraan di berbagai tempat di dunia.

“Konsep kesejahteraan negara berasal dari konteks ini, karena banyaknya jumlah janda, anak yatim piatu dan cacat,” katanya.

Saat itu karantina wilayah dan pemenjaraan sosial efektif

Baca Juga: Semprot Pantai dengan Cairan Pemutih, Pejabat Lokal Spanyol Meminta Maaf

Ada sebuah cerita yang sangat terkenal mengenai dua kota, pada bulan September 1918, kota-kota di AS mengorganisir pawai untuk mempromosikan obligasi perang. Dana hasil penjualannya akan dipakai untuk membantu perang yang sedang berlangsung.

Ketika flu Spanyol terjadi, Philadelphia tetap mengadakan pawai sementara St Louis memutuskan untuk membatalkannya.

Sebulan kemudian, lebih dari 10.000 orang meninggal dunia di Philadelphia. Di St Louis warga yang meninggal di bawah angka 700 orang.

Perbedaan ini menjadi bahan studi kasus yang menyatakan langkah menjaga jarak sosial adalah sebuah strategi dalam mengatasi wabah.

Analisa pada beberapa kota AS di tahun 1918 memperlihatkan tingkat kematian yang lebih rendah pada tempat-tempat yang sejak dini melarang pertemuan umum, teater tertutup, sekolah dan gereja.

Baca Juga: Wacana Spanyol Tolak Turis Hingga Akhir 2020, 4 Seri MotoGP Terancam Gagal

Tim ahli ekonomi Amerika yang menganalisa lockdown 1918 menemukan kota-kota yang menerapkan langkah lebih ketat mengalami perbaikan ekonomi yang lebih cepat setelah wabah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI