Cegah Corona, Kenya Lockdown 2 Kamp Pengungsi

Kamis, 30 April 2020 | 10:17 WIB
Cegah Corona, Kenya Lockdown 2 Kamp Pengungsi
Ilustrasi kamp pengungsi. [AFP/Lexie Harrison-Cripps]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Kenya memberlakukan lockdown atau karantina wilayah terhadap dua kamp pengungsi untuk mencegah terjadinya penyebaran virus corona di daerah tersebut.

Dilansir dari Aljazeera, Kamis (30/4/2020), dua kamp yang mengalami penguncian adalah Dadaab di Kenya timur, serta Kakuma di barat laut Kenya.

Dadaab berisikan 217 ribu pengungsi, sementara Kakuma lebih dari 190 ribu orang. Dua kamp itu menampung para pengungsi dari Somalia, Sudan Selatan, dan Ethiopia.

Philippa Crosland-Taylor dari CARE, organisasi internasional berbasis di Jenawa, menilai penerapan lockdown di dua wilayah itu merupakan langkah tepat dari Kenya.

Baca Juga: Belajar Sejarah Islam, Muslim Indonesia Memiliki Banyak Keturunan di Afrika

Data menunjukan bahwa di Dadaab, kapasitas karantina dan penanganan medis terkait Covid-19 sangat minim. Apabila infeksi terjadi, kamp tersebut jelas-jelas bakal sangat kewalahan.

"Kemungkinan wabah virus corona akan menjadi bencana dengan kapasitas karantina hanya 2.000 orang di tempat," ujar Philippa Crosland-Taylor dilansir Aljazeera, Kamis (30/4/2020).

"(Di sana) hanya ada satu fasilitas kesehatan COVID-19 khusus, termasuk 110 tempat tidur untuk lebih dari 270.000 orang," tambahnya.

Secara nasional, Kenya tak memberlakukan lockdown penuh. Mereka lebih memilih menerapkan peraturan jam malam dan menutup akses keluar masuk dari Narobi, tiga kota pesisir, dan wilayah timur laut Mandera.

Pandemi Covid-19 juga mengubah pendekatan pemerintah Kenya dalam membantu para pengungsi. Suplai makanan kini hanya dikirim dua bulan sekali, setelah sebelumnya bisa berlangsung setiap pekan.

Baca Juga: Kim Jong Un Kirim Surat ke Presiden Afrika Selatan, Tepis Rumor Kematian?

Juru bicara badan pengungsi PBB Eujin Byun mengatakan hal itu dilakukan untuk meminimalisir kontak langsung antara penduduk dan pekerja kemanusiaan.

Demi menjaga ketentraman para pengungsi, Kenya juga menggunakan fitur aplikasi seperti WhatsApp untuk memberikan informasi terkini kepada orang-orang di kamp.

"Untuk mengurangi rasa takut dan panik di kamp pengungsi dan mencegah segala bentuk kesalahan informasi," kata Eujin Byun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI