Suara.com - 24 tahun sudah, istri dari Presiden Ke-dua RI Soeharto, Siti Hartinah alias Ibu Tien Soeharto sedo. Sang anak, Siti Hardiyanti Rukmana alias Tutut, kilas balik menuturkan kembali detik-detik terakhir meninggalnya Ibu Tien.
Setelah sang ibu meninggal, tersebar berbagai pemberitaan yang menyebutkan Ibu Tien meninggal gara-gara tertembak oleh adik-adiknya. Tutut mengaku heran dengan orang yang tega menyebarkan berita itu dan terus menerus diulang-ulang.
"Lalu saya mendengar berita tersebar, bahwa ibu wafat karena tertembak oleh adik-adik saya. Saya heran, siapa manusia yang tega menyebarkan berita keji tersebut," tulis Tutut seperti dikutip dari laman pribadinya, Tututsoeharto.id dalam tulisan 24 Tahun Lalu, Kamis (30/4/2020).
"Demi Allah, apa yang bapak ceritakan, itu yang terjadi. Tadinya saya akan diamkan saja. Tapi rasanya berita itu semakin diulang-ulang ceritanya oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," tulis Tutut.
Baca Juga: Prabowo Lebaran ke Rumah Mantan Mertua, Disambut Mbak Tutut di Cendana
Dalam tulisan yang diunggah pada 29 April 2020 itu, Tutut pun berjanji, sebelum dipanggil Allah, ingin masyarakat mengetahui kebenarannya. Siapa pun yang membuat cerita dan ikut menyebarkan, Tutut menyerahkan kepada Allah SWT.
"Sebelum Allah memanggil saya, masyarakat harus tahu kebenarannya. Dan alhamdulillah sekarang ada medsos, yang alhamdulillah, sayapun ikut aktif di sana. Siapapun yang membuat cerita itu, dan siapapun yang ikut menyebarkan, kami serahkan pada Allah untuk menilainya. Karena kami meyakini, bahwa Allah adalah Hakim Yang Maha Adil," tulis Tutut yang karib disapa Mbak Tutut itu.
Dalam tulisan berjudul '24 Tahun Yang Lalu' itu, Tutut yang merupakan putri sulung pasangan Soeharto dan Ibu Tien mengisahkan kronologi meninggalnya sang ibu pada 28 April 1996.
Berikut kronologi meninggalnya ibu Tien seperti ditulis oleh Tutut:
Dua puluh empat (24) tahun yang lalu, tepatnya tanggal 28 April 1996, Ibu kami tercinta telah dipanggil Allah SWT. Pada saat itu saya sedang bertugas memimpin sidang organisasi donor darah dunia (di Prancis dan Kemudian di London). Alhamdulillah, pada saat itu saya menjabat sebagai Presiden Donor Darah Dunia.
Baca Juga: Gelar Dialog di Tepi Sungai Tambkalorok Tanpa Izin, BBWS Tegur Mbak Tutut
Betapa terkejut ketika saya mendengar berita ibu telah tiada. Pada saat saya berangkat, ibu masih segar bugar. Mendengar kabar lelayu (berita Ibu wafat), saya langsung kembali ke Jakarta. Itulah perjalanan paling lama yang saya rasakan selama saya bepergian.