Beda Waktu Berbuka, Ini Tata Cara Puasa Islam Syiah

Rabu, 29 April 2020 | 18:25 WIB
Beda Waktu Berbuka, Ini Tata Cara Puasa Islam Syiah
Jemaah Muslim Syiah ketika salat di Islamic Cultural Center Jakarta, Jalan Buncit Raya No 35 RT1/RW7, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (24/5/2018). [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak beda dengan umat muslim pada umumnya, penganut Islam mazhab Syiah juga menjalankan ibadah puasa pada bulan ramadan.

Pembedanya hanyalah waktu berbuka puasa yang terpaut beberapa menit dengan kelompok Islam Sunni.

Jika biasanya waktu berbuka puasa dilaksanakan seusai azan Maghrib, umat muslim Syiah memiliki waktu berbuka sendiri.

Mengutip berita Suara.com berjudul "Sehari Berpuasa Bersama Muslim Syiah di Selatan Jakarta" yang terbit hari Senin (28/5/2018), perbedaan waktu ini didasari oleh QS Al-Baqarah Ayat 187.

Baca Juga: Terduga Teroris Ditangkap Usai Sahur, Ada Buku Propaganda Islam Syiah Sesat

"Surah Al Baqarah ayat 187 tertulis, 'Kemudian Sempurnakanlah puasa kalian hingga malam'. Jadi, kami menunggu benar-benar malam," kata Ustadz Ahmad Hafidz Alkaff, juru bicara Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta.

ICC adalah kompleks Pusat Kebudayaan Iran yang dibiayai oleh pemerintah Iran dan berada di bawah naungan Kedutaan Besar Republik Islam Iran.

Biasanya, umat muslim Syiah mengumandangkan adzan 15 menit setelah adzan Maghrib pada umumnya.

Jemaah Muslim Syiah ketika berbuka puasa di Islamic Cultural Center Jakarta, Jalan Buncit Raya No 35 RT1/RW7, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (24/5/2018). [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]
Jemaah Muslim Syiah ketika berbuka puasa di Islamic Cultural Center Jakarta, Jalan Buncit Raya No 35 RT1/RW7, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (24/5/2018). [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]

Namun, berbeda dengan kelompok Islam Sunni, usai adzan Maghrib, umat muslim Syiah tidak langsung berbuka melainkan bersiap untuk menunaikan ibadah salat Maghrib yang dijamak dengan ibadah salat Isya.

Hafidz menerangkan hal ini bukan bertujuan untuk menunda waktu berbuka seperti yang kerap dituduhkan kepada mereka, melainkan menjalankan tradisi sesuai hadits Ahlulbait Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: 2 Warga Syiah Pakistan Terjangkit Corona Sepulang Berziarah dari Iran

"Salat dalam keadaan berpuasa itu tentu pahalanya akan lebih besar. Salat jamak juga mengikuti tradisi keluarga suci Rasulullah," kata Ustadz Hafidz.

Selepas melaksanakan salat jamak Maghrib dan Isya, barulah mereka berbuka puasa dan berdoa.

Selain itu, Ustadz Hafidz mengakui dalam ajaran mazhab Syiah, tak dikenal adanya salat tarawih sehingga kegiatan tersebut diganti dengan ceramah.

"Salat tarawih adalah salat sunah. Sementara salat sunah yang diajarkan adalah salat yang dilakukan sendiri-sendiri. Karenanya, sebagai gantinya, kami mengadakan ceramah," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI