Berdasarkan keterangan resmi pemerintah India, hanya 22% kematian yang disertai akta kematian.
Lalu ada pula pertanyaan tentang bagaimana pemerintah India mendefinisikan kematian akibat Covid-19.
Sejumlah dokter di India melaporkan bahwa banyak orang meregang nyawa setelah mengalami gejala klinis Covid-19. Mereka tidak menjalani tes atau ditangani dengan protokol yang tepat.
Lantas ada pertanyaan apakah sebenarnya terdapat diagnosis yang keliru dalam berbagai kasus itu. Di India terdapat catatan tentang kasus salah diagnosis yang berujung kematian pasien.
Baca Juga: Kata Ilmuwan Tentang Alasan Sulitnya Membuat Vaksin Virus Corona Covid-19
Jean-Louis Vincent, profesor yang bertugas di ruang perawatan intensif Erasme University Hospital, Belgia, mengatakan bahwa terdapat kasus Covid-19 yang tidak tercatat di berbagai negara, termasuk India.
"Saat Anda mengaku mengalami demam dan persoalan pernafasan sebelum meninggal, Anda mungkin diduga kuat mengidap Covid-19. Tapi bisa saja penyebabnya adalah hal lain," kata Vincent.
"Kematian kerap diawali infeksi, walau kadang-kadang gelajanya minor. Jika Anda tidak menjalani tes, Anda mungkin mengkaitkan banyak kematian dengan Covid-19 atau menyanggah seluruhnya."
"Itulah mengapa tingkat kematian akibat Flu Spanyol pada tahun 1918 sangat beragam," ujarnya.
Vincent tidak yakin apakah perhitungan kematian akan mengungkap gambaran utuh tentang penularan virus ini.
Baca Juga: Kisah Warga Miskin Terdampak Corona, Bingung Beli Masker atau Makanan
"Mencatat angka kematian akibat Covid-19 tidak ada artinya untuk mengevaluasi seberapa mematikan penyakit itu."