Misteri di Balik Tingkat Kematian Rendah akibat Covid-19 di India, Ada Apa?

Rabu, 29 April 2020 | 18:09 WIB
Misteri di Balik Tingkat Kematian Rendah akibat Covid-19 di India, Ada Apa?
Ilustrasi. Salah satu proses pemakaman jenazah terkait Covid-19 di wilayah India. [BBC/Getty]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun menurut Srinath Reddy, presiden di Public Health Foundation of India, tidak ada laporan tentang melonjaknya kematian di rumah sakit. Artinya, tidak mungkin ada kematian dalam kategori itu yang tidak tercatat.

Misalnya, jumlah kematian anak yang besar di sejumlah rumah sakit di wilayah India utara dalam beberapa tahun terakhir secara jujur dilaporkan dan dicatat.

Hal serupa, menurut Reddy, juga terjadi pada angka kematian di rumah yang disebutnya tidak mungkin tak tercatat.

Sejumlah pakar berkata, tanpa sistem pengawasan kesehatan yang mumpuni, ponsel dapat digunakan untuk mengetahui peningkatan kematian yang diduga akibat Covid-19.

Baca Juga: Kata Ilmuwan Tentang Alasan Sulitnya Membuat Vaksin Virus Corona Covid-19

Lebih dari 850 juta penduduk India merupakan pengguna telepon genggam. Mereka dapat didorong melaporkan kematian tidak wajar di kampung mereka ke pusat kontak yang tak memakan pulsa.

Pemerintah India lalu bisa menindaklanjuti laporan itu dengan mengunjungi keluarga maupun menggelar 'otopsi verbal'.

Menghitung kematian selalu menjadi sebuah proyek yang penuh ketidakpastian di India.

Setidaknya 10 juta orang di India meninggal setiap tahun. Menurut kajian Million Death Study, ada jumlah kematian yang lebih besar daripada angka faktual.

Misalnya, hanya ada 100.000 kematian prematur akibat HIV pada 2005 di India. Jumlah itu seperempat dari estimasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Kisah Warga Miskin Terdampak Corona, Bingung Beli Masker atau Makanan

Menurut kajian yang sama, ada pula kematian yang tidak tercatat sepenuhnya di India. Kematian akibat malaria misalnya, lima kali lebih rendah ketimbang yang diestimasi WHO.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI