Suara.com - Lebih dari 50 orang tewas selama akhir pekan di El Salvador. Berdasarkan informasi dari intelijen pemerintah setempat, kasus pembunuhan itu diduga berasal dari perintah para geng yang ada di dalam penjara.
Sebagai langkah menekan tingkat kriminalitas, pemerintah El Salvador menyegel pintu dan jendela sel penjara tempat anggota geng, yang dituduh terlibat dalam kasus-kasus pembunuhan, ditahan.
Awal pekan lalu, Menteri Keamanan El Salvador, Osiris Luna mengatakan, tidak ada sinar matahari yang akan memasuki sel yang menahan anggota geng.
Dia juga merilis foto-foto pintu sel yang di barikade dengan kayu lapis dan lembaran logam.
Baca Juga: 10 Pebalap Top MotoGP yang Redup Usai Pindah Tim (Bagian 2-Habis)
Luna mengatakan langkah itu diperlukan untuk menghentikan gelombang pembunuhan yang diduga dilakukan oleh geng baru-baru ini di negara itu.
Dikutip dari BBC News Indonesia—jaringan Suara.com—Rabu (29/4/2020), Luna mengatakan para tahanan berbagi pesan tentang siapa yang ingin mereka bunuh.
Presiden Nayib Bukele sebelumnya memposting video di Twitter yang disebutnya menunjukkan narapidana menyusun huruf dengan menggulung kaos mereka untuk mengirim pesan ke sel lain.
Presiden Bukele, yang berjanji untuk mengakhiri kekerasan geng di El Salvador yang merajalela saat kampanye, terpilih tahun lalu.
Sejak menjabat Juni lalu, ia telah memperkenalkan langkah-langkah yang lebih keras di dalam penjara yang menahan anggota geng.
Baca Juga: Kisah Pilu Rustico Torrecampo, Petinju Pertama yang Pukul KO Manny Pacquiao
Langkah-langkah tersebut termasuk, mengunci narapidana di sel mereka sepanjang hari dan hanya memperbolehkan mereka keluar selama satu jam.
Selain itu, memblokir sinyal ponsel dan wifi serta mencampuradukkan penjara sehingga satu geng dengan geng lainnya bercampur.
Lonjakan pembunuhan selama akhir pekan mendorongnya untuk semakin memperkuat langkah-langkah itu.
Pertama, dia memerintahkan lockdown penjara selama seminggu. Pada hari Senin (27/4/2020) Menteri Keamanan El Salvador Osiris Luna menindaklanjuti dengan memerintahkan penyegelan pintu dan jendela sel.
Pemerintah juga memperlihatkan foto-foto tahanan dengan tangan terikat dan membuat mereka duduk berdekatan ketika sel-sel mereka digeledah.
Foto-foto itu telah menyebabkan kemarahan di antara kelompok-kelompok Hak Asasi Manusia.
Mereka mengatakan, selain memalukan dan merendahkan para tahanan, hal itu menunjukkan langkah-langkah sosial untuk memerangi penyebaran virus corona tidak diindahkan di penjara-penjara El Salvador.
"Para tahanan dijatuhi hukuman perampasan kebebasan, bukan hukuman mati. Pemerintah harus mengambil langkah-langkah mendesak untuk melindungi mereka selama pandemi Covid-19," cuit Jose Miguel Vivanco dari divisi Amerika Human Rights Watch.
Presiden Bukele sebelumnya sudah sering dikritik oleh kelompok-kelompok HAM, tapi dia berpendapat pendekatan tanpa toleransi terhadap kejahatan berhasil-ada beberapa hari sejak dia berkuasa di mana tidak ada pembunuhan yang dicatat.
Bukele populer di kalangan warga El Salvador yang menderita kekerasan geng selama beberapa dekade.